Senin, 15 November 2021

kerajaan panjalu 13

Raden Tumenggung Cakranagara II

Raden Cakranagara II menggantikan letak ayahnya sebagai Bupati Panjalu dengan gelar Raden Tumenggung Cakranagara II, sedangkan adindanya yang bernama Raden Suradipraja dinaikkan menjadi Patih Panjalu dengan gelar Raden Demang Suradipraja.

Tumenggung Cakranagara II mempunyai enam belas orang anak dari garwa padmi dan isteri selirnya, keenambelas putera-puterinya itu adalah:

1) Nyi Raden Wijayapura,

2) Nyi Raden Natakapraja,

3) Nyi Raden Sacadinata,

4) Raden Cakradipraja,

5) Raden Ngabehi Angreh,

6) Raden Dalem Cakranagara III,

7) Nyi Raden Puraresmi,

8) Nyi Raden Adiratna,

9) Nyi Raden Rengganingrum,

10) Nyi Raden Janingrum,

11) Nyi Raden Widayaresmi,

12) Nyi Raden Murdaningsih,

13) Raden Demang Kertanata,

14) Raden Demang Argawijaya,

15) Nyi Raden Adipura, dan

16) Nyi Raden Siti Sarana.

Tumenggung Cakranagara II setelah wafat dimakamkan di Puspaligar, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis.

Raden Tumenggung Cakranagara III

Raden Cakranagara III sebagai putera tertua dari garwa padmi (permaisuri) menggantikan posisi ayahnya sebagai Bupati Panjalu dengan gelar Raden Tumenggung Cakranagara III.

Tahun 1810 wilayah Kawali yang dikepalai Raden Raja muda Mangkupraja III (1801-1810) digabungkan kedalam wilayah Kabupaten Panjalu dibawah Raden Tumenggung Cakranagara III yang sama-sama mempunyai dalam wilayah administratif Cirebon. Wilayah Kawali ini belakang dikepalai oleh Raden Tumenggung Suradipraja I (1810-1819) yang menginduk ke Kabupaten Panjalu.

Pada tahun 1819 ketika Pemerintah Hindia-Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. Baron Van der Capellen (1816-1836) dikeluarkanlah kebijakan untuk menggabungkan Kabupaten Panjalu, Kawali, Distrik Cihaur dan Rancah kedalam Kabupaten Galuh. Berlandaskan hal itu maka Tumenggung Cakranagara III dipensiunkan dari posisinya sebagai Bupati Panjalu dan sejak itu Panjalu menjadi kademangan (daerah setingkat wedana) di bawah Kabupaten Galuh.

Pada tahun itu Bupati Galuh Tumenggung Wiradikusumah digantikan oleh puteranya yang bernama Raja muda Adikusumah (1819-1839), sedangkan di Panjalu pada saat yang bersamaan putera tertua Tumenggung Cakranagara III yang bernama Raden Sumawijaya dinaikkan menjadi Demang (Wedana) Panjalu dengan gelar Raden Demang Sumawijaya, sementara itu putera ketujuh Tumenggung Cakranagara III yang bernama Raden Cakradikusumah dinaikkan menjadi Wedana Kawali dengan gelar Raden Arya Cakradikusumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar