Qalb,
Tempat Masuknya Al-Iman
Tidak hanya
akal dan
daya pemahaman
yang disentuh oleh Al-Qur’an ketika berbicara tentang qalb.
Keistimewaan qalb yang lain juga bisa kita cermati di ayat berikut:
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَـٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ
Orang-orang Arab itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah:
"Kamu belum beriman,
tapi katakanlah
'kami telah tunduk',
karena Al-Iman itu
belum masuk ke dalam qalb-mu… –
Q.S. Al-Hujuraat [49]: 14
Mari kita perhatikan.
Dalam ayat ini diterangkan bahwasanya meski telah manis kita berucap
"ya, saya orang beriman", atau serentetan argumen
kita ucapkan
demi meyakinkan orang lain akan betapa teguhnya kita kepada Rukun Iman,
namun sesungguhnya:
tiada kita beriman sampai Al-Iman itu masuk ke dalam qalb kita.
Al-Iman
adalah anugerah-Nya,
seperti tersurat
di sebuah ayat
"Tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah"
(Q.S. Yunus [10]: 100) dan
"orang-orang yang
telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhan-mu,
tidaklah akan beriman"
(Q.S. Yunus [10]: 96).
Fungsi Qalb
Sebenarnya tiada kita beriman sampai
Al-Iman itu masuk ke dalam qalb kita.
Tidakkah ini menjadi
sebuah medan perenungan besar:
Kita kah orang-orang yang beriman itu?
Adakah Al-Iman benar-benar telah masuk ke dalam
qalb kita?
Di sini kita memahami, bahwa hanya Allah lah "… yang menjadi pelindung orang-orang yang beriman itu,
yang mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman)"
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 257).
Lalu,
di manakah Dia Ta'ala sematkan cahaya Al-Iman itu?
Benar.
Seperti tersurat secara lugas pada ayat di atas,
ke dalam qalb!
Allah lah yang menjadikan kita
"… cinta kepada Al-Iman dan menjadikannya indah di dalam qalb-mu"
(Q.S. Al-Hujurat [49]: 7).
Ia pula lah yang merawat dan menumbuhkannya dengan menurunkan
"As-Sakinah (ketenangan)
ke dalam qalb
orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah"
(Q.S. Al-Fath [48]: 4).
Karena secercah cahaya keimanan di dalam qalb itulah,
Allah menyeru di berbagai ayat-Nya,
"Hai, orang-orang
yang beriman."
Tidakkah ini menjadi sebuah medan perenungan besar: kita kah orang-orang yang beriman itu?
Adakah Al-Iman benar-benar telah masuk ke dalam
qalb kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar