Senin, 29 November 2021

al hikam pasal 10. CAHAYA IKHLAS

Al-Hikam 
Pasal 10: Cahaya Ikhlas
اَلْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ، وَأَرْوَاحُـهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلإِخْلاَصِ فِيهَا

"Amal-amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun 
ruh-ruh yang menghidupkannya 
adalah hadirnya sirr ikhlas (cahaya ikhlas) padanya"

Syarah

Alkisah, 
suatu hari saat 
Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan beberapa sahabatnya, 
datanglah seorang 
wanita kafir membawa beberapa biji buah jeruk sebagai hadiah. 
Rasulullah SAW menerimanya dengan senyuman gembira. 
Lalu mulailah jeruk itu dimakan oleh 
Rasulullah SAW dengan tersenyum, 
sebiji demi sebiji hingga habislah semua jeruk tersebut. 
Maka ketika wanita itu meminta izin untuk pulang, maka salah seorang sahabat segera bertanya mengapa tidak sedikit pun Rasulullah menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya. 
Rasulullah SAW pun menjawab: 
“Tahukah kamu, 
sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam sewaktu saya merasakannya pertama kali. Kalau kalian turut makan, saya takut ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi 
atau memarahi wanita tersebut. 
Saya takut hatinya 
akan tersinggung. 
Sebab itu saya 
habiskan semuanya.”

Akhlak yang agung seperti ini tidak dapat dipoles 
di permukaan, tetapi semata-mata karena 
ada cahaya ikhlas 
yang sudah tertanam 
di dalam hati. 

Sikap dan perilaku 
adalah cerminan hati. 
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku pernah bertanya 
kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, 
‘Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah’, 
lalu Allah berfirman, 
‘(Ikhlas) adalah 
salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan 
ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari 
kalangan hamba-hamba-Ku" –Hadits Qudsi

Sirr secara bahasa artinya adalah “rahasia”. 

Secara hakikat sirr adalah cahaya khusus 
yang Allah berikan 
kepada seorang hamba yang Dia cintai, 
sebagaimana diungkap dalam hadits diatas.

Tidak ada amal-amal 
yang agung dapat tegak kecuali Allah telah menanamkan ruh 
berupa cahaya ikhlas 
yang dapat menghidupkan amal tersebut. 
Sebagaimana akhlak-akhlak yang tinggi yang ditampilkan oleh para nabi, rasul serta hamba-Nya yang Dia cintai adalah karena ada ruh-ruh yang menghidupkannya; 
dan itu berupa sirr (cahaya) ikhlas yang menyala 
di dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar