Al-Hikam
Pasal 10: Cahaya Ikhlas
اَلْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ، وَأَرْوَاحُـهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلإِخْلاَصِ فِيهَا
"Amal-amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun
ruh-ruh yang menghidupkannya
adalah hadirnya sirr ikhlas (cahaya ikhlas) padanya"
Syarah
Alkisah,
suatu hari saat
Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan beberapa sahabatnya,
datanglah seorang
wanita kafir membawa beberapa biji buah jeruk sebagai hadiah.
Rasulullah SAW menerimanya dengan senyuman gembira.
Lalu mulailah jeruk itu dimakan oleh
Rasulullah SAW dengan tersenyum,
sebiji demi sebiji hingga habislah semua jeruk tersebut.
Maka ketika wanita itu meminta izin untuk pulang, maka salah seorang sahabat segera bertanya mengapa tidak sedikit pun Rasulullah menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya.
Rasulullah SAW pun menjawab:
“Tahukah kamu,
sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam sewaktu saya merasakannya pertama kali. Kalau kalian turut makan, saya takut ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi
atau memarahi wanita tersebut.
Saya takut hatinya
akan tersinggung.
Sebab itu saya
habiskan semuanya.”
Akhlak yang agung seperti ini tidak dapat dipoles
di permukaan, tetapi semata-mata karena
ada cahaya ikhlas
yang sudah tertanam
di dalam hati.
Sikap dan perilaku
adalah cerminan hati.
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku pernah bertanya
kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata,
‘Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah’,
lalu Allah berfirman,
‘(Ikhlas) adalah
salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan
ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari
kalangan hamba-hamba-Ku" –Hadits Qudsi
Sirr secara bahasa artinya adalah “rahasia”.
Secara hakikat sirr adalah cahaya khusus
yang Allah berikan
kepada seorang hamba yang Dia cintai,
sebagaimana diungkap dalam hadits diatas.
Tidak ada amal-amal
yang agung dapat tegak kecuali Allah telah menanamkan ruh
berupa cahaya ikhlas
yang dapat menghidupkan amal tersebut.
Sebagaimana akhlak-akhlak yang tinggi yang ditampilkan oleh para nabi, rasul serta hamba-Nya yang Dia cintai adalah karena ada ruh-ruh yang menghidupkannya;
dan itu berupa sirr (cahaya) ikhlas yang menyala
di dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar