Nafs muthma'innah
(jiwa yang tenang),
jiwa yang berhasil kembali martabatnya yang tertinggi setelah menempuh jalan pertaubatan dan
menyucikan dirinya,
dengan penuh pengetahuan tentang Allah dan ayat-ayat-Nya
di dalam dirinya sendiri.
Nafs muthma’innah
inilah yang telah sepenuhnya tunduk pada Allah
sehingga sepenuhnya
ridha kepada Rabb-nya, dan Rabb-nya pun telah ridha kepadanya.
Inilah kedudukan nafs
para hamba Allah.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
Wahai nafs muthma’innah (jiwa yang tenang), kembalilah,
pada Rabb-mu dengan ridha lagi diridhai-Nya.
Masuklah menjadi hamba-hamba-Ku.
Masuklah ke dalam surga-Ku. – Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30
Inilah tujuan penyucian jiwa: agar jiwa manusia
bisa melepaskan diri dari perbudakan oleh
hawa nafsu dan syahwatnya, sehingga menjadi
jiwa yang tenang atau
nafs muthma’innah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar