Selasa, 09 November 2021

cisitu 2

B.     Sejarah Singkat

Kasepuhan Cisitu telah ada sejak tahun 1621. Pada mulanya, Kasepuhan Cisitu berasal dari daerah Cadas, Bogor, yang merupakan keturunan Mbah Eyang Maharaja Ratu Haji .

Sejarah seren taun (upacara pesta panen) pertama kalinya dilakukan pada tahun 1685 di Kasepuhan Cisitu. Hal ini merupakan bukti sejarah, bahwa sejak dahulu struktur adat Cisitu sudah ada dalam pengelolaan wilayah dan warga adatnya.

Karuhun atau sesepuh Kasepuhan Cisitu, Mbah Eyang Maharaja Ratu Haji, dari Cadas kemudian pindah ke daerah Cisungsang, yang kemudian mendirikan dan memimpin Kasepuhan Cisungsang. Kemudian, Beliau memiliki delapan (8) orang anak yang merupakan cikal bakal terbentuknya 8 Kasepuhan di Kawasan Halimun (yaitu; Ciptagelar, Cisungsang, Cisitu, Citorek, Bayah, Cicarucub, dan Ciherang).

Mbah Eyang Maharaja Ratu Haji, kemudian pindah kedaerah Cisitu dan mendirikan Kasepuhan Cisitu. Sementara Kasepuhan Cisungsang dipimpin anaknya yang bernama Uyut Sailun. Setelah beliau meninggal, kepemimpinan Kasepuhan Cisitu dipimpin oleh putranya yang bernama Olot Ruman / Aki Buyut Ruman yang mempunyai nama lengkap Harumanjaya (kurang lebih sekitar tahun 1600an). Harumanjaya lebih akrap dipanggil dengan sebutan Uyut Jenggot.

Secara umum, silsilah garis keturunan masyarakat adat di kasepuhan Banten Kidul, dikenal dengan 3 kelompok besar yaitu; Pangawinan Guru Cucuk Pengutas JalanGajah Buara Pangawinan, dan Pancer Pangawinan. Kasepuhan Cisitu termasuk ke dalam kelompok Pangawinan Guru Cucuk Pangutas Jalan yang mempunyai fungsi sebagai pembuka jalan (tukang mawa obor) pada waktu Kasepuhan-Kasepuhan lain berpindah tempat[1]Guru artinya orang tua, Cucuk artinya runcing atau tajam, Pangutas artinya orang yang mempunyai hak untuk memulai kegiatan atau perintis, Jalan artinya jalan atau jalur yang akan dilalui. Dengan demikian, Kasepuhan Cisitu mempunyai peran sebagai orang tua yang memulai, perintis dan pembuka jalan bagi kasepuhan lainnya. Pada masa sekarang, peran Guru Cucuk ini diterjemahkan kedalam bentuk perijinan dan restu setiap akan memulai acara ritual adat.

Sejak tahun 1988 sampai sekarang, koordinator Pemangku Adat Kasepuhan Cisitu dipimpin oleh H. Moch Okri, yang merupakan pewaris / keturunan yang ke VIII sampai sekarang. Pada dasarnya, Kasepuhan Cisitu memiliki empat kaolotan; yaitu Olot Okri, Olot Marja, Olot Ata dan Olot Enjam. Dari hasil kesepakatan Olot Okri yang dipilih untuk menjadi koordinator Kaolotan. Selain memimpin adat, bagi masyarakat Cisitu kaolotan ini juga merupakan pimpinan Tatanen (pimpinan Tani) menentukan waktu dimulainya bertani disawah.

C.    Wewengkon (Wilayah adat) Cisitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar