Selasa, 09 November 2021

cisitu 5

E. 2 Pola Perkebunan

Selain bertani masyarakat Kasepuhan Cisitu mempunyai sistem berkebun yaitu dikenal dengan Kebun Dudukuhan. Pola ini merupakan pemanfaatan lahan bekas ladang yang ada disekitar pemukiman dan ditanami pohon, buah-buahan, kayu-kayuan, bambu, aren, rumbia atau kirai dan tanaman sayuran yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan dijual. Menurut Yoyo Yohenda, masyarakat adat di Kasepuhan Cisitu memanfaatkan kayu yang ada di kebun ini untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membuat rumah, sehingga hutan titipan dan hutan tutupan tetap terjaga keasriannya. Dari hasil kebun dudukuhan, cukup untuk memenuhi kebutuhan kayu tanpa harus mengambil dari hutan.

Tahapan dalam berkebun, alur berkebun, umumnya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut; Nyacar, Ngebakar, Menanam, Ngeberak, Diremui atau menggemburkan tanah. Luas kebun dudukuhan kurang lebih sekitar 1.500 hektare. Areal kebun tersebar di 10 blok. Berikut beberapa lokasi kebun dudukuhan atau lahan garapan[3], yaitu;
  1. Blok Manapa
  2. Blok Cikabuyutan
  3. Blok Cisuren
  4. Blok Cibitung
  5. Blok Pasir Jeungjing
  6. Blok Pasir Manggu
  7. Blok Ciater
Pada mulanya, ditahun pertama penanaman kebun, umumnya diselingi dengan tanaman sela berupa padi (memanfaatkan jarak tanam dari tanaman / pohon di kebun). Tanaman sela ini akan dihentikan saat tanaman atau pohon intinya di kebun sudah mulai besar. Hal ini untuk menjaga kualitas dari tanaman atau pohon inti tersebut.

E.3 Sistem Pengelolaan Air

Wewengkon Kasepuhan Cisitu memiliki topografi berbukit dengan ketinggian sekitar 800 – 12000 mdpl dengan curah hujan yang tinggi. Wilayah ini dikelilingi oleh gunung-gunung yaitu Gunung Cisesepan, Gunung Palasari, Gunung Bedil dan Gunung Halimun. Selain itu, juga dikelilingi oleh sungai-sungai diantaranya sungai Cikidang, Sungai Muhara Tilu, dan Sungai Cibanteng.

Dengan kondisi tersebut, sumberdaya air di Cisitu melimpah, digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pemanfaatan sumberdaya air di Cisitu diantaranya untuk keperluan rumah tangga, pengairan sawah, pengairan kolam ikan dan keperluan hidup lainnya. Kedepan, sumberdaya ini pada masa mendatang akan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik tenaga air (microhydro).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar