DZIKIR RAGA SUKSMA
Tata cara yang terakhir
inilah yang paling praktis
dan sangat sederhana, sehingga bisa dikerjakan
oleh siapa saja,
kapan saja,
dimana saja
termasuk bagi mereka yang super sibuk.
Dengan berlatih seperti ini semoga ruh kita bisa lepas landas.
Latihannya setiap hari
secara rutin
cukup hanya 5-10 menit saja, namun akan
mengahasilkan reaksi
yang positif
kepada jasmani dan ruhani kita, karena
metode latihan berdzikir ini menimbulkan efek kesehatan dan penyembuhan
kepada diri sendiri.
Bila kita berlatih setiap hari selama 7 hari berturut-turut, maka kita akan
merasakan ada sesuatu perubahan-perubahan pada diri kita,
minimalnya ada rasa nyaman secara lahir bathin.
Kita akan merasa lebih energik, aura jadi bagus sehingga merasa lebih percaya diri…
Tata caranya
hampir sama seperti
tata cara dzikir sebelumnya, diawali dengan
do’a kunci dan
diakhiri dengan
do’a kunci,
do’a Al Fatihah 1 kali dan shodaqollaahul adhim…
Duduklah dengan santai, duduk senyaman mungkin dan rileks.
Pejamkan mata,
ujung lidah menyentuh langit-langit.
Ucapkan dalam hati :
Laa ilaha ilallah 165 kali, Muhammadarosulullah 1 kali.
Tarik napas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan HUUU…
dan bayangkan energi ilahi yang kita isap
masuk melalui pusar menembus ubun-ubun, melesat ke ruang angkasa
ke titik tak berhingga,
tahan napas
di bagian bawah pusar beberapa saat.
Pada saat menahan napas, energi ilahi diturunkan kembali,
menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher,
sampai ke tengah dada,
kemudian
ucapkan dalam hati
dengan santai,
tidak tergesa-gesa
“Yaa Allah-
Yaa Allah” atau
“Allah-
Allah-
Allah”
minimalnya 7 kali.
Bila
Yaa Allah setiap detik,
berarti 7 kali Yaa Allah,
lama menahan napasnya
7 detik.
Boleh Yaa Allah nya
lebih dari 7 kali
asalkan ganjil dan
tidak boleh dipaksakan sampai napasnya terengah-engah.
Kemudian
keluarkan nafas
secara perlahan-lahan
sambil dalam hati ucapkan ALLAAAAAH …
dari lubang hidung.
Selanjutnya
bernapas seperti biasa
tanpa menahan napas sebanyak 3 kali berturut-turut.
Walaupun bernapas
seperti biasa
namun saat
menarik napas
ucapkan dalam hati
“HUUU”
kemudian
keluarkan
secara perlahan-lahan
sambil dalam hati
ucapkan
“ALLAAAH….”.
Kemudian ulangi lagi
tata cara seperti diatas selama minimal 5 menit saja setiap hari.
Bila berlatih lebih dari
5 menit maksimal sampai
30 menit setiap hari
tentu hasilnya sangat baik sekali.
Bila sudah terbiasa berlatih dzikir pernafasan ini
dan sudah bisa lebih lama menahan nafas,
boleh saja dzikir sambil menahan nafas
dilakukan 3-4 kali putaran berturut-turut
kemudian tanpa menahan nafas 3 kali
sebagai jeda istirahat.
Bila telah selesai
jangan lupa
baca do’a kunci,
do’a Al Fatihah 1 kali dan shodaqollaahul adhim…
Kemudian dilanjutkan
sambil berbaring rileks … tarik napas
sambil dalam hati ucapkan HUUU…
keluarkan napas,
ucapkan dalam hati ALLAAAH.
Rasakan getaran halus
mulai dari ujung kaki menjalar naik ke kepala … dan akhirnya …
OOBE…
Oleh karena itu memang sebaiknya, untuk yang satu ini, harus berlatih di kamar khusus tersendiri.
Anggaplah kamar khusus itu sebagai “Guha Hiro”….
DZIKIR PELEPASAN RUH
1. Pejamkan mata
2. Ujung lidah menyentuh
langit – langit
3. Santai – senyum – pasrah 4. Ucapkan dalam hati
Laa ilaha Ilallah 165 kali
Muhammadarosulullah 1
kali
5. Tarik nafas
sambil dalam hati ucapkan
Huuuu
Dengan penuh perasaan,
rasakan seolah–olah
energi Ilahi masuk
melalui pusat (umbilicus)
naik keatas
menembus ubun – ubun.
sampai ke titik omega-
titik tak berhingga.
6. Tahan napas
di bawah pusar,
kemudian Energi Illahi
yang terang benderang
diturunkan kembali
ke kepala sampai
ke tengah dada,
Sambil menahan nafas
ucapkan dalam hati :
Allah – Allah – Allah 7 x,
boleh lebih 9x – 21 x.
( bilangan ganjil ) 7.
Keluarkan nafas
perlahan – lahan
dari lubang hidung
sambil dalam hati mengucapkan
Allaaaaah.
Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan.
Selanjutnya nafas biasa tanpa menahan nafas.
Tarik nafas HUUUU. Keluarkan nafas ALLAAAAH.
Lakukan 3 x pernapasan biasa.
Perbandingan antara
dzikir menahan nafas dan nafas biasa 1 : 3
Ulangi tata cara di atas minimal 5 sampai 30 menit setiap hari.
Bila kita sudah terbiasa berlatih dzikir sambil menahan nafas
maka perbandingannya bisa dirubah menjadi 3 : 3 atau
4 : 3 atau lebih dari itu.
Untuk bertemu dengan Tuhan,
kita harus bisa mati selagi hidup,
melalui meditasi, yaitu : menghampakan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan.
Jiwa atau Ruh
akan mengalir ke
suatu titik di antara dan dibelakang mata,
yang disebut mata ke tiga, Dengan meditasi
kita menyatukan
Jiwa atau Ruh
dengan kekuatan Cahaya
dan Suara di dalam.
Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita
bisa mendengar Suara
di dalam.
Suara di dalam itulah
yang akan menarik kita
naik ke dalam Cahaya.
Yang dimaksud dengan
mata ketiga adalah
pusat pikiran dan Jiwa
atau Ruh
dalam keadaan sadar, terletak
di tengah-tengah dahi
di antara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi,
kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita belum menarik kesadaran kita
ke pusat mata ke tiga dan menghubungkannya dengan Ruh,
dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam,
kita tidak dapat
mati selagi hidup.
Proses kematianpun
seperti itu,
Ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki
ke pusat mata ke tiga. Perbedaan penting adalah pada
mati selagi hidup,
hubungan Ruh dengan tubuh tidak terputus.
Setelah mencapai mata
ke tiga
maka perjalanan Ruh
yang sesungguhnya
akan dimulai.
Bila seluruh kesadaran
telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan
telah melewati mata ke tiga, maka Ruh kita akan keluar dari jasmani
dan memasuki alam Astral, yang disebut OOBE
(Out Of Body Experience), mati sebelum mati,
mati selagi hidup.
Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi
kita tidak bisa masuk
ke dalam untuk berjumpa dengan
Tuhan,
Guru Sejati kita.
Meditasi adalah
do’a tanpa kata-kata.
Do’a dengan kata kata
adalah
sarana menuju meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri
secara sempurna.
Meditasi adalah
do’a yang sesungguhnya,
do’a terbaik
yang amat sangat disenangi Tuhan dan
akan diterima Tuhan,
karena Ruh kita ingin
kembali bersatu dengan-NYA.
Menurut KRISHNAMURTI, seperti kata Al Ghazali
bahwa
pikiran harus diistirahatkan. Krishnamurti pun mengatakan bahwa :
Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran.
Otak berhenti berpikir sepenuhnya dari segala permasalahan yang terjadi.
Bathin yang meditatif
adalah
hening,
suasana bathin yang
sangat religius.
Pada saat itu
muncul letupan gelora
kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal
tanpa syarat,
penyerahan total kepada Tuhan.
Kondisi seperti itulah
yang disebut
samadhi.
Menurut Al Qur’an :
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh,
Allah akan memasukkan
rasa kasih sayang ke dalam hatinya
( MARYAM 19 : 96 ).
Dan Allah menjadikan
iman itu indah
( AL HUJURAT 49 : 7 )
Didalam
rasa kasih sayang universal ini
tidak ada lagi pengkotakkan dan pemisahan duniawi, semua pengkotakkan dan pemisahan duniawi berakhir, terbebas dari
ruang dan waktu.
Otak tidak terbelenggu lagi oleh pikiran
mesjid, gereja, kuil, pagoda, do’a-do’a maupun lagu-lagu pujian lainnya.
Otak tidak lagi terbelenggu oleh perbedaan warna kulit hitam-putih, coklat-kuning, mata belo-mata sipit.
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
adalah penciptaan langit
dan bumi,
adanya aneka bahasa dan warna kulitmu
( AR-RUM 30 : 22 )
Tidak ada lagi kebencian
di hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya
ada rahasia Allah.
Sekalipun itu air comberan,
di dalamnya ada kehidupan, ada rahasia Allah.
Bila kita
memelihara kebencian, memelihara hawa nafsu, berarti
memelihara syetan dan iblis, berarti memelihara dosa sirik tersembunyi.
Oleh karena itu ada
seorang syufi yang mengatakan :
“Aku tidak menyisakan
ruang kebencian di hatiku, sekalipun terhadap iblis”.
Barang siapa yang memelihara hawa nafsunya, dia jauh dari Tuhan,
dia dekat dengan iblis.
Barang siapa
yang mencampakkan
hawa nafsunya
maka dia dekat dengan Tuhan.
Kata Musasi sijago samurai dari Jepang :
musuh adalah guru
yang sedang menyamar.
Berarti syetan dan iblis adalah guru yang sedang menyamar,
pelajarilah jurus-jurusnya.
Jurus iblis adalah
hawa nafsu.
Bila kita memusuhi iblis dengan hawa nafsu
berarti kita sudah terjebak oleh jurusnya.
Nafsu adalah
dosa sirik tersembunyi.
Iblis bukan untuk dimusuhi dengan hawa nafsu
tapi harus dihindari dengan kebersihan hati
melalui kasih sayang, kesabaran dan
keikhlasan.
Kata Rumi :
Hanya cinta
yang dapat membunuh ular, nafsu yang telah membeku, lewat air mata do’a dan nyala rindu.
Harus kita sadari pula
bahwa pada hakikatnya
iblis dan malaikat
merupakan manifestasi dari sifat Jalal dan
sifat Jamal Allah,
oleh karena itu
kita harus mengimani
kedua sifat Allah tersebut secara seimbang
disertai hati yang bersih. Allah telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar saling bersilaturahmi, bukan untuk
saling bermusuhan.
Namun setiap umat juga
diuji kadar
keimanan dan
ketakwaannya,
kesabaran dan keikhlasannya,
kasih sayangnya serta
rasa syukurnya. …dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal
( AL HUJURAT 49 : 13 ). Mereka akan mendapat kehinaan dimanapun mereka berada,
kecuali mereka menjaga hubungan ( silaturahmi ) dengan Allah dan
hubungan dengan manusia ( ALI IMRAN 3 : 112 ).
Kasih Sayang adalah Allah. Dengan adanya
kasih sayang universal ini juga akan muncul
kesadaran universal,
bahwa Rumah Tuhan
tidak dibuat dari batu bata tapi dari
ketaqwaan serta
kasih sayang
yang tulus dan murni.
Tuhan tidak ada
di bumi maupun dilangit,
tapi berada di dalam hati orang-orang yang beriman. Qolbu mukmin baitullah, itulah
baitullah yang hakiki,
yang harus dibersihkan, buatan Allah sendiri,
bukan Ka’bah di Mekah.
Ada sesepuh yang mengatakan :
Bila Rumah Allah
seperti Ka’bah lalu
Allah-nya seperti apa ? Apakah kita tidak musrik ?Apakah kita tidak tersesat ?
Barang siapa
mencari Tuhan
keluar dari dirinya
maka dia akan tersesat semakin jauh …
(HADITS )
Rumah-Ku yang mana…?Qolbu mukmin baitullah.
Jadi jelas bahwa
Mesjid-Nya,
Rumah-Nya yang hakiki adalah
qolbu yang bersih.
Qolbu yang dibangun melalui keimanan,
ketakwaan serta
kasih sayang yang tulus dan murni.
Ingat ya,
Allah adalah Al Bathin…
Jadi
Rumah-Nya,
Mesjid-Nya
berada di dalam bathin. Sholatnya adalah
sholat bathin.
Itulah sholat da’im,
sholat yang kekal,
dimana ruh
di dalam qolbu
senantiasa mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Kesadaran Ruhnya bangkit. Mungkin itulah sebabnya kenapa Syech Siti Jenar
tidak menganjurkan
berhaji ke Mekah serta
lebih menekankan
sholat bathin dari pada sholat lima waktu.
Bila seseorang
bathinnya baik maka perilakunya pasti baik…
Perjalanan menuju kepada Allah adalah
perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniah,
bukan ke Mekah.
Perjalanan transendental, perjalanan yang
tidak terjangkau
akal dan pikiran…
Walaupun demikian
kite tetep ke mesjid kan…? Syareat jangan ditinggalin !
Kata Junaed Al Bagdady : Syareat tanpa hakekat fasik, hakekat tanpa syareat zindik. Bila seseorang
melakukan keduanya, maka sempurnalah kebenaran orang itu.
Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah, sehingga terungkaplah pengetahuan yang tidak ada di sekolah…
Begitu kata Rumi, sufi dari Persia,
Allah menciptakan bermacam-macam umat
dan tata cara penyembahan justru agar kita berlomba-lomba berbuat kebaikan
( AL MAIDAH 5 : 48 ).
Di dalam Surat AL BAQARAH 2 : 62 :
Allahpun tidak membeda-bedakan umat-Nya.
Tatkala bayi dilahirkan kedunia,
Ruhnya sudah membawa amanah agama
( AL AHZAB 33 : 72 ).
Di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa,
jadi manusia diberi kebebasan untuk memilih apa agamanya.
Essensi dari amanah tersebut adalah agar
Ruh tidak membuat kekacauan tatkala dia
hidup di dunia,
agar dunia ini menjadi damai. Dengan demikian kita tidak perlu berselisih pendapat tentang masalah agama.
Semua umat sama
di mata Tuhan
apapun agamanya,
yang berbeda di mata Tuhan adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya…
Dari penelitian Agus Mustofa mengenai rekaman aura orang-orang yang sedang bermeditasi
tampak adanya perubahan warna yang sangat jelas, mulai dari
merah menjadi kuning,
hijau, biru kemudian ungu dan pada puncak meditasi warna auranya menjadi cahaya putih
seperti cahaya lampu neon. Bila kita perhatikan ternyata ada persamaan cara
untuk mencapai pencerahan, untuk mencapai Cahaya Ilahi dan hanya ada satu cara, hanya ada satu jalan,
baik bagi yang beragama Islam maupun bagi yang bukan Islam,
yaitu melalui
kontemplasi,
melalui
dzikrullah atau
meditasi.
Dengan adanya data-data ilmiah, jelas bahwa dengan berdzikrullah atau bermeditasi apapun agamanya ternyata
hasil akhir dari aktifitas otak serta efek-efek yang terjadi pada tubuh fisik dan non fisik serta perkembangan spiritualnya sama …
Kata Rumi :
Apapun agamanya,
hasil akhir dari keimanan akan tetap sama.
Jadi untuk apa kita bertengkar tentang masalah agama.
Semua umat sama
dimata Allah, kecuali kadar keimanan dan ketaqwaannya yang berbeda.
Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa diantara kalian ( AL HUJURAT 49 : 13 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar