Sabtu, 23 Oktober 2021

dzikir raga sukma

DZIKIR RAGA SUKSMA

Tata cara yang terakhir 
inilah yang paling praktis 
dan sangat sederhana, sehingga bisa dikerjakan 
oleh siapa saja, 
kapan saja, 
dimana saja 
termasuk bagi mereka yang super sibuk. 
Dengan berlatih seperti ini semoga ruh kita bisa lepas landas. 
Latihannya setiap hari 
secara rutin 
cukup hanya 5-10 menit saja, namun akan 
mengahasilkan reaksi 
yang positif 
kepada jasmani dan ruhani kita, karena 
metode latihan berdzikir ini menimbulkan efek kesehatan dan penyembuhan 
kepada diri sendiri. 
Bila kita berlatih setiap hari selama 7 hari berturut-turut, maka kita akan 
merasakan ada sesuatu perubahan-perubahan pada diri kita, 
minimalnya ada rasa nyaman secara lahir bathin. 
Kita akan merasa lebih energik, aura jadi bagus sehingga merasa lebih percaya diri… 

Tata caranya 
hampir sama seperti 
tata cara dzikir sebelumnya, diawali dengan 
do’a kunci dan 
diakhiri dengan 
do’a kunci, 
do’a Al Fatihah 1 kali dan shodaqollaahul adhim… 

Duduklah dengan santai, duduk senyaman mungkin dan rileks. 
Pejamkan mata, 
ujung lidah menyentuh langit-langit. 
Ucapkan dalam hati : 
Laa ilaha ilallah 165 kali, Muhammadarosulullah 1 kali. 

Tarik napas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan HUUU… 

dan bayangkan energi ilahi yang kita isap 
masuk melalui pusar menembus ubun-ubun, melesat ke ruang angkasa 
ke titik tak berhingga, 

tahan napas 
di bagian bawah pusar beberapa saat. 
Pada saat menahan napas, energi ilahi diturunkan kembali, 
menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, 
sampai ke tengah dada, 

kemudian 
ucapkan dalam hati 
dengan santai, 
tidak tergesa-gesa 
“Yaa Allah-
Yaa Allah” atau 
“Allah-
Allah-
Allah” 
minimalnya 7 kali. 

Bila 
Yaa Allah setiap detik, 
berarti 7 kali Yaa Allah, 
lama menahan napasnya 
7 detik. 

Boleh Yaa Allah nya 
lebih dari 7 kali 
asalkan ganjil dan 
tidak boleh dipaksakan sampai napasnya terengah-engah. 

Kemudian 
keluarkan nafas 
secara perlahan-lahan 
sambil dalam hati ucapkan ALLAAAAAH … 
dari lubang hidung. 

Selanjutnya 
bernapas seperti biasa 
tanpa menahan napas sebanyak 3 kali berturut-turut. 

Walaupun bernapas 
seperti biasa 
namun saat 
menarik napas 
ucapkan dalam hati 
“HUUU” 
kemudian 
keluarkan 
secara perlahan-lahan 
sambil dalam hati 
ucapkan 
“ALLAAAH….”. 
Kemudian ulangi lagi 
tata cara seperti diatas selama minimal 5 menit saja setiap hari. 
Bila berlatih lebih dari 
5 menit maksimal sampai 
30 menit setiap hari 
tentu hasilnya sangat baik sekali. 
Bila sudah terbiasa berlatih dzikir pernafasan ini 
dan sudah bisa lebih lama menahan nafas, 
boleh saja dzikir sambil menahan nafas 
dilakukan 3-4 kali putaran berturut-turut 
kemudian tanpa menahan nafas 3 kali 
sebagai jeda istirahat. 
Bila telah selesai 
jangan lupa 
baca do’a kunci, 
do’a Al Fatihah 1 kali dan shodaqollaahul adhim… 

Kemudian dilanjutkan 
sambil berbaring rileks … tarik napas 
sambil dalam hati ucapkan HUUU… 
keluarkan napas, 
ucapkan dalam hati ALLAAAH. 
Rasakan getaran halus 
mulai dari ujung kaki menjalar naik ke kepala … dan akhirnya … 
OOBE… 
Oleh karena itu memang sebaiknya, untuk yang satu ini, harus berlatih di kamar khusus tersendiri. 
Anggaplah kamar khusus itu sebagai “Guha Hiro”…. 

DZIKIR PELEPASAN RUH 

1. Pejamkan mata 
2. Ujung lidah menyentuh 
    langit – langit 
3. Santai – senyum – pasrah 4. Ucapkan dalam hati 
    Laa ilaha Ilallah 165 kali    
    Muhammadarosulullah 1 
    kali 
5. Tarik nafas 
    sambil dalam hati ucapkan
    Huuuu 
    Dengan penuh perasaan,    
    rasakan seolah–olah
    energi Ilahi masuk 
    melalui pusat (umbilicus)
    naik keatas 
    menembus ubun – ubun. 
    sampai ke titik omega-
    titik tak berhingga. 

6. Tahan napas 
    di bawah pusar, 
    kemudian Energi Illahi
    yang terang benderang
    diturunkan kembali 
    ke kepala sampai 
    ke tengah dada, 
    Sambil menahan nafas
    ucapkan dalam hati : 
   Allah – Allah – Allah 7 x,   
   boleh lebih 9x – 21 x.   
   ( bilangan ganjil ) 7. 

Keluarkan nafas 
perlahan – lahan 
dari lubang hidung 
sambil dalam hati mengucapkan 
Allaaaaah. 
Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan. 

Selanjutnya nafas biasa tanpa menahan nafas. 
Tarik nafas HUUUU. Keluarkan nafas ALLAAAAH. 

Lakukan 3 x pernapasan biasa. 
Perbandingan antara 
dzikir menahan nafas dan nafas biasa 1 : 3 

Ulangi tata cara di atas minimal 5 sampai 30 menit setiap hari. 
Bila kita sudah terbiasa berlatih dzikir sambil menahan nafas 
maka perbandingannya bisa dirubah menjadi 3 : 3 atau 
4 : 3 atau lebih dari itu. 
Untuk bertemu dengan Tuhan, 
kita harus bisa mati selagi hidup, 
melalui meditasi, yaitu : menghampakan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. 
Jiwa atau Ruh 
akan mengalir ke 
suatu titik di antara dan dibelakang mata, 
yang disebut mata ke tiga, Dengan meditasi 
kita menyatukan 
Jiwa atau Ruh 
dengan kekuatan Cahaya 
dan Suara di dalam. 
Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita 
bisa mendengar Suara 
di dalam. 
Suara di dalam itulah 
yang akan menarik kita 
naik ke dalam Cahaya. 
Yang dimaksud dengan 
mata ketiga adalah 
pusat pikiran dan Jiwa 
atau Ruh 
dalam keadaan sadar, terletak 
di tengah-tengah dahi 
di antara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, 
kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita belum menarik kesadaran kita 
ke pusat mata ke tiga dan menghubungkannya dengan Ruh, 
dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, 
kita tidak dapat 
mati selagi hidup. 
Proses kematianpun 
seperti itu, 
Ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki 
ke pusat mata ke tiga. Perbedaan penting adalah pada 
mati selagi hidup, 
hubungan Ruh dengan tubuh tidak terputus. 
Setelah mencapai mata 
ke tiga 
maka perjalanan Ruh 
yang sesungguhnya 
akan dimulai. 
Bila seluruh kesadaran 
telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan 
telah melewati mata ke tiga, maka Ruh kita akan keluar dari jasmani 
dan memasuki alam Astral, yang disebut OOBE 
(Out Of Body Experience), mati sebelum mati, 
mati selagi hidup. 
Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi 
kita tidak bisa masuk 
ke dalam untuk berjumpa dengan 
Tuhan, 
Guru Sejati kita. 
Meditasi adalah 
do’a tanpa kata-kata. 
Do’a dengan kata kata 
adalah 
sarana menuju meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri 
secara sempurna. 
Meditasi adalah 
do’a yang sesungguhnya, 
do’a terbaik 
yang amat sangat disenangi Tuhan dan 
akan diterima Tuhan, 
karena Ruh kita ingin 
kembali bersatu dengan-NYA. 

Menurut KRISHNAMURTI, seperti kata Al Ghazali 
bahwa 
pikiran harus diistirahatkan. Krishnamurti pun mengatakan bahwa : 
Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. 
Otak berhenti berpikir sepenuhnya dari segala permasalahan yang terjadi. 

Bathin yang meditatif 
adalah 
hening, 
suasana bathin yang 
sangat religius. 
Pada saat itu 
muncul letupan gelora 
kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal 
tanpa syarat, 
penyerahan total kepada Tuhan. 

Kondisi seperti itulah 
yang disebut 
samadhi. 

Menurut Al Qur’an : 
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, 
Allah akan memasukkan 
rasa kasih sayang ke dalam hatinya 
( MARYAM 19 : 96 ). 

Dan Allah menjadikan 
iman itu indah 
( AL HUJURAT 49 : 7 ) 

Didalam 
rasa kasih sayang universal ini 
tidak ada lagi pengkotakkan dan pemisahan duniawi, semua pengkotakkan dan pemisahan duniawi berakhir, terbebas dari 
ruang dan waktu. 

Otak tidak terbelenggu lagi oleh pikiran 
mesjid, gereja, kuil, pagoda, do’a-do’a maupun lagu-lagu pujian lainnya. 

Otak tidak lagi terbelenggu oleh perbedaan warna kulit hitam-putih, coklat-kuning, mata belo-mata sipit. 

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya 
adalah penciptaan langit 
dan bumi, 
adanya aneka bahasa dan warna kulitmu 
( AR-RUM 30 : 22 ) 
Tidak ada lagi kebencian 
di hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya 
ada rahasia Allah. 

Sekalipun itu air comberan, 
di dalamnya ada kehidupan, ada rahasia Allah. 

Bila kita 
memelihara kebencian, memelihara hawa nafsu, berarti 
memelihara syetan dan iblis, berarti memelihara dosa sirik tersembunyi. 

Oleh karena itu ada 
seorang syufi yang mengatakan : 
“Aku tidak menyisakan 
ruang kebencian di hatiku, sekalipun terhadap iblis”. 

Barang siapa yang memelihara hawa nafsunya, dia jauh dari Tuhan, 
dia dekat dengan iblis. 

Barang siapa 
yang mencampakkan 
hawa nafsunya 
maka dia dekat dengan Tuhan. 

Kata Musasi sijago samurai dari Jepang : 
musuh adalah guru 
yang sedang menyamar. 

Berarti syetan dan iblis adalah guru yang sedang menyamar, 

pelajarilah jurus-jurusnya. 

Jurus iblis adalah 
hawa nafsu. 

Bila kita memusuhi iblis dengan hawa nafsu 
berarti kita sudah terjebak oleh jurusnya. 

Nafsu adalah 
dosa sirik tersembunyi. 
Iblis bukan untuk dimusuhi dengan hawa nafsu 
tapi harus dihindari dengan kebersihan hati 
melalui kasih sayang, kesabaran dan 
keikhlasan. 

Kata Rumi : 
Hanya cinta 
yang dapat membunuh ular, nafsu yang telah membeku, lewat air mata do’a dan nyala rindu. 
Harus kita sadari pula 
bahwa pada hakikatnya 
iblis dan malaikat 
merupakan manifestasi dari sifat Jalal dan 
sifat Jamal Allah, 
oleh karena itu 
kita harus mengimani 
kedua sifat Allah tersebut secara seimbang 
disertai hati yang bersih. Allah telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku 
agar saling bersilaturahmi, bukan untuk 
saling bermusuhan. 

Namun setiap umat juga 
diuji kadar 
keimanan dan 
ketakwaannya, 
kesabaran dan keikhlasannya, 
kasih sayangnya serta 
rasa syukurnya. …dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal 
( AL HUJURAT 49 : 13 ). Mereka akan mendapat kehinaan dimanapun mereka berada, 
kecuali mereka menjaga hubungan ( silaturahmi ) dengan Allah dan 
hubungan dengan manusia ( ALI IMRAN 3 : 112 ). 
Kasih Sayang adalah Allah. Dengan adanya 
kasih sayang universal ini juga akan muncul 
kesadaran universal, 
bahwa Rumah Tuhan 
tidak dibuat dari batu bata tapi dari 
ketaqwaan serta 
kasih sayang 
yang tulus dan murni. 
Tuhan tidak ada 
di bumi maupun dilangit, 
tapi berada di dalam hati orang-orang yang beriman. Qolbu mukmin baitullah, itulah 
baitullah yang hakiki, 
yang harus dibersihkan, buatan Allah sendiri, 
bukan Ka’bah di Mekah. 

Ada sesepuh yang mengatakan : 
Bila Rumah Allah 
seperti Ka’bah lalu 
Allah-nya seperti apa ? Apakah kita tidak musrik ?Apakah kita tidak tersesat ? 
Barang siapa 
mencari Tuhan 
keluar dari dirinya 
maka dia akan tersesat semakin jauh … 
(HADITS ) 

Rumah-Ku yang mana…?Qolbu mukmin baitullah. 

Jadi jelas bahwa 
Mesjid-Nya, 
Rumah-Nya yang hakiki adalah 
qolbu yang bersih. 
Qolbu yang dibangun melalui keimanan, 
ketakwaan serta 
kasih sayang yang tulus dan murni. 
Ingat ya, 
Allah adalah Al Bathin… 
Jadi 
Rumah-Nya, 
Mesjid-Nya 
berada di dalam bathin. Sholatnya adalah 
sholat bathin. 
Itulah sholat da’im, 
sholat yang kekal, 
dimana ruh 
di dalam qolbu 
senantiasa mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu. 
Kesadaran Ruhnya bangkit. Mungkin itulah sebabnya kenapa Syech Siti Jenar 
tidak menganjurkan 
berhaji ke Mekah serta 
lebih menekankan 
sholat bathin dari pada sholat lima waktu. 
Bila seseorang 
bathinnya baik maka perilakunya pasti baik… 

Perjalanan menuju kepada Allah adalah 
perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniah, 
bukan ke Mekah. 

Perjalanan transendental, perjalanan yang 
tidak terjangkau 
akal dan pikiran… 
Walaupun demikian 
kite tetep ke mesjid kan…? Syareat jangan ditinggalin ! 

Kata Junaed Al Bagdady : Syareat tanpa hakekat fasik, hakekat tanpa syareat zindik. Bila seseorang 
melakukan keduanya, maka sempurnalah kebenaran orang itu. 
Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah, sehingga terungkaplah pengetahuan yang tidak ada di sekolah… 
Begitu kata Rumi, sufi dari Persia, 

Allah menciptakan bermacam-macam umat 
dan tata cara penyembahan justru agar kita berlomba-lomba berbuat kebaikan 
( AL MAIDAH 5 : 48 ). 
Di dalam Surat AL BAQARAH 2 : 62 : 
Allahpun tidak membeda-bedakan umat-Nya. 
Tatkala bayi dilahirkan kedunia, 
Ruhnya sudah membawa amanah agama 
( AL AHZAB 33 : 72 ). 
Di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa, 
jadi manusia diberi kebebasan untuk memilih apa agamanya. 
Essensi dari amanah tersebut adalah agar 
Ruh tidak membuat kekacauan tatkala dia 
hidup di dunia, 
agar dunia ini menjadi damai. Dengan demikian kita tidak perlu berselisih pendapat tentang masalah agama. 
Semua umat sama 
di mata Tuhan 
apapun agamanya, 
yang berbeda di mata Tuhan adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya… 
Dari penelitian Agus Mustofa mengenai rekaman aura orang-orang yang sedang bermeditasi 
tampak adanya perubahan warna yang sangat jelas, mulai dari 
merah menjadi kuning, 
hijau, biru kemudian ungu dan pada puncak meditasi warna auranya menjadi cahaya putih 
seperti cahaya lampu neon. Bila kita perhatikan ternyata ada persamaan cara 
untuk mencapai pencerahan, untuk mencapai Cahaya Ilahi dan hanya ada satu cara, hanya ada satu jalan, 
baik bagi yang beragama Islam maupun bagi yang bukan Islam, 
yaitu melalui 
kontemplasi, 
melalui
dzikrullah atau 
meditasi. 
Dengan adanya data-data ilmiah, jelas bahwa dengan berdzikrullah atau bermeditasi apapun agamanya ternyata 
hasil akhir dari aktifitas otak serta efek-efek yang terjadi pada tubuh fisik dan non fisik serta perkembangan spiritualnya sama … 

Kata Rumi : 
Apapun agamanya, 
hasil akhir dari keimanan akan tetap sama. 

Jadi untuk apa kita bertengkar tentang masalah agama. 
Semua umat sama 
dimata Allah, kecuali kadar keimanan dan ketaqwaannya yang berbeda. 
Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa diantara kalian ( AL HUJURAT 49 : 13 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar