Sabtu, 23 Oktober 2021

tauhid

[9/10 19:31] aji rasha: TAUHID

KEJADIAN DZAT

Seluruh ilmu itu adalah 
milik Allah ta’ala, 
barang siapa yang tidak mengenal Allah, 
sama saja tidak mengenal dirinya. 
Sesungguhnya 
Ingsun (Aku) adalah 
Dzat yang Maha Kuasa, 
yang berkuasa sepenuhnya menciptakan segala sesuatu. Terjadi dalam seketika, dan sempurna karena 
Qudrat Ingsun. 
Kembali Tuhan menyatakan bahwa diri-Nya 
yang tak tergambarkan, 
yang melampaui segala-galanya, 
adalah Dzat 
yang sungguh-sungguh memiliki kuasa sepenuhnya. Dengan demikian, 
tiada lagi kuasa 
selain kuasan-Nya, 
semua ada dalam genggaman-Nya. 
Adalah absurd jika masih mempercayai adanya kuasa lain selain kuasa-Nya. 
Adalah aneh jika ada kuasa lain yang bisa mengancam kuasa-Nya. 
Dia adalah Dzat yang menjadi seketika, 
menjadi dengan serta merta beserta kesempurnaan-Nya, karena kuasa-Nya sendiri, karena Qudrat-Nya sendiri, karena Dzat-Nya sendiri. 
Di sana sudah nyata pertanda dari 
Af’al Ingsun 
sebagai pembuka 
Iradah Ingsun. 
Pada mula pertama 
Ingsun menitahkan Hayyu bernama Sajaratul Yakin (pohon kehidupan), 
tumbuh pada Adam Makdum (kosong hampa) 
yang azali dan 
abadi. 
Setelah itu 
Aku ciptakan Cahaya Bernama Nur Muhammad (cahaya yang terpuji), kemudian cermin 
bernama Mir’atul Haya’i (kaca wira’i), 
nyawa yang disebut 
Roh Idhafi (nyawa yang jernih), 
pelita yang bernama Kandil (lampu tanpa api), 
pemata yang bernama Dzarrah (permata), dan 
Jalal (keperkasaan) yang disebut Hijab (dinding jalal atau penutup), 
yang menjadi Selubung Hadlarat Ingsun. 
Kuasa yang sudah disinggung pada kalimat sebelumnya, 
kuasa untuk menitahkan, kuasa untuk menjadikan dan penjadian tersebut merupakan 
tanda dan bukti nyata 
dari 
Af’alNya, 
perbuatan-Nya. 
Sekaligus penjadian tersebut juga merupakan pintu dari Iradah-Nya, 
Kehendak-Nya. 
Huruf Allah sebelum diciptakan manusia 
adalah tanpa huruf Alif 
di depannya. 
Setelah manusia tercipta diberilah huruf Alif 
untuk pengingat bahwa manusia terhubung langsung dengan sang kholik. 
Huruf Allah yang asli adalah LAM, LAM, LAM, HA’. 
Dengan pengertian sebagai berikut : 

Lam pertama adalah 
otak manusia/akal, 
dimana nafsu 
lebih banyak bersemayam di dalamnya. 

Lam kedua adalah 
hati, 
dimana nur/cahaya ilahi bersemayam di dalamnya.


Lam ketiga adalah 
pusar, 
dimana ruh/arwah/sukma ilahi bersemayam di dalamnya. 

Ha’ adalah 
jasad/badan/tubuh, 
dimana fungsinya 
tali pengikat, 
penghubung ketiga lam 
terse but. 

Manusia yang telah menyatukan dan 
memberi makan energi kepada ketiga lam, 
maka 
Ha’ akan menjadi 
senjata pamungkas/penghubung saluran pelepasan ataupun pengikatan energi. 
Mengapa empat huruf Allah ini terkait? 
Ini ada hubungannya dengan ilmu manunggaling kawulo gusti, 
dan sangat panjang bahasannya. 

Kalimah Allah 
pada huruf empat yang terkait adalah kunci dari HIKMAH DALAM BERPUASA.

Sesakti apapun manusia apabila 
huruf Ha’ 
belum bersinar maka pasti akan ada kelemahan dalam ilmu dan tubuhnya. 
Di sinilah nanti Anda akan menemukan 
sirr 
dari 
kalimah Allah 
tersebut.



Pada permulaan 
Dia menjadikan Hayyu 
berarti Urip (hidup). 
Hidup adalah penjadian awal, hidup tidak diciptakan dan hidup adalah bagian dari Dzat-Nya sendiri. 
Dzat-Nya sendiri itu pun hidup. 
Jika Hayyu menjadi intisari semua mahkluk, maka ia disebut ROH. 
Tetapi Hayyu inilah yang menyebabkan seluruh mahkluk hidup bisa hidup.

Contohnya janin yang belum ditiupkan ROH nya, 
masih bisa hidup dan berkembang dari segumpal darah menjadi segumpal daging. 
Hayyu disebut 
Syajaratul Yaqin, 
inilah hakikat dari 
Dzat Mutlaq Al-Qadim: 
Dzat yang Absolut dan yang awal pada Alam Kabir (alam makrokosmos). 
Ini berarti Syajaratul Yaqin adalah hakikat Tuhan itu sendiri. 
Disebut pula dengan 
Dating Atma (Dzat dari Roh) pada Alam Saghir (Microcosmos). 
Sehingga dengan demikian, Dzat Roh di alam Saghir dan Dzat Tuhan di alam Kabir sesungguhnya satu adanya.

Pada tahapan kedua dijadikan Cahaya/Nur yang diberi nama 
Nur Muhammad (Cahaya Terpuji). 
Dengan sarana 
Cahaya Terpuji inilah semesta berikut mahkluk-mahkluk-Nya 
bisa menjadi. 
Nur Muhammad adalah kekuatan-Nya. 
Cahaya yang sesungguhnya satu, 
tetapi memiliki 
lima perwujudan: 

1. Nuriyat (Nuriyyah), 
    yang bercahaya.
    Kemunculannya diiringi
     warna Hitam. 
2. Nurani (Nur ‘Aini): 
    Cahaya Penglihatanku.
    Kemunculannya diiringi
    warna Merah. 
3. Nurmahdi: 
    Cahaya Petunjuk.
    Kemunculannya diiringi
    warna Kuning. 
4. Nurbuwat (Nurun
    Nubuwwah): 
    Cahaya Kenabian.
    Kemunculannya diiringi
    warna Hijau. 

Nur Muhammad adalah hakikat cahaya yang 
diakui sebagai 
Tajalining Dzat (penampakan illahi) pada Alam Kabir. 
Nur Muhammad adalah 
sifat utama Roh manusia.

Nur muhammad dalam perspektif Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani disebut dengan sebutan 
Roh Muhammad, 
yang diciptakan dari 
cahaya ketuhanan 
(nurun ala nurin) 
Nur Muhammad merupakan realitas ghaib yang menjadi inti segala penciptaan. 

Oleh karenanya kadang ia disebut 
Nur, 
Roh, 
Qalam (tercipta dari perkataan kun). 
Ia merupakan realitas yang memiliki banyak nama menurut fungsi dan dari mana sudut mana kita memandang (aljaelani:7).

Suatu hari Sayidina Ali karamallahu wajhahu, 
misan dan menantu 
Nabi Suci SAW bertanya, "Wahai (Nabi) Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta‟ala sebelum semua makhluk ciptaan?" 
Beliau menjawab: "Sesungguhnya, sebelum Rabbmu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur-Nya Nur Nabimu." 
Di Hadist yang lain, 
yang diriwayatkan dari Abdurrazaq r.a yang diterimanya dari Jabir r.a, bahwa Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah saw, 
"Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?" Rasulullah saw menjawab: "Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah Nur Nabimu dari Nur-Nya." 

Nur Muhammad itu sudah ada sebelum adanya segala sesuatu di alam ini. 
Nur Muhammad dianugerahi tujuh lautan : 
Laut Ilmu, 
Laut Latif, 
Laut Pikir, 
Laut Sabar, 
Laut Akal, 
Laut Rahman, dan 
Laut Cahaya. 

Dia kemudian membagi 
Nur ini menjadi 
empat bagian. 
Dari bagian pertama 
Dia menciptakan 
Qolam (Pena), 
dari bagian kedua 
Lawhal Mahfudz, 
dari bagian ketiga 
„Arsy”. 
Kini telah diketahui 
bahwa ketika 
Allah menciptakan lawhal-mahfudz dan Pena. Pada pena itu terdapat seratus simpul, 
jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. 
Allah kemudian memerintahkan Pena 
untuk menulis, 
dan Pena bertanya, 
"Ya Allah, apa yang harus saya tulis?" 
Allah berfirman, 
“Tulislah : la ilaha illallah, Muhammadan Rasulullah”. Karena itu Pena berseru, 
"Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu, 
bahwa dia disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah". 
Allah kemudian berfirman, "Wahai Pena, jagalah kelakuanmu! 
Nama ini adalah nama Kekasih-Ku, 
dari Nur-nya 
Aku menciptakan 
„Arsy dan Pena dan lawhal mahfudz; 
Kamu, juga diciptakan dari Nurnya. 
Jika bukan karena dia, 
Aku tidak akan menciptakan apapun”. 
Ketika Allah SWT 
telah mengatakan kalimat tersebut, 
Pena itu terbelah dua karena takut nya kepada Allah, 
dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/ terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujungnya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. 
Kemudian Allah memerintahkan Pena 
untuk menulis 
"Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?" bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, 
"Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan !”. 
Berkata Pena, 
"Ya Allah, apa yang harus saya mulai?". 
Berfirman Allah, 
"Kamu harus memulai dengan kata-kata ini: “Bismillah al-Rahman al-Rahim." 
Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfudz), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun. 
Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, 
Allah SWT berfirman 
"Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis 
tiga Nama-Ku; 
Nama Keagungan-Ku, 
Kasih Sayang-Ku dan Empati-Ku. 
Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad. 
Dengan Keagungan-Ku, 
Aku berjanji bahwa 
bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah 
dengan niat yang murni, 
Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, 
dan 700 tahun dosa akan 
Aku hapuskan. 
“Sekarang (selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi 
empat bagian: 
Dari bagian pertama 
Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al‟Arsy); 
Dari bagian kedua 
Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, Arsy); 
Dari bagian ketiga 
Aku ciptakan seluruh Malaikat (makhluk) langit lainnya”. 
“kemudian bagian keempat Aku bagi lagi menjadi 
empat bagian: 
dari bagian pertama 
Aku membuat semua langit, dari bagian Kedua 
Aku membuat bumi-bumi, dari bagian ketiga 
Aku membuat jinn dan api.” “Bagian keempat 
Aku bagi lagi menjadi 
empat bagian : 
dari bagian pertama 
Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; 
dari bagian kedua 
Aku membuat cahaya didalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; 
dari bagian ketiga 
cahaya bagi lidah mereka yang adalah 
cahaya Tauhid 
(Hu Allahu Ahad), 
dan dari bagian keempat 
Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW”. 
Ruh yang cantik ini diciptakan 360.000 tahun sebelum penciptaan dunia ini, dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan. 
Kepalanya 
dibuat dari petunjuk, 
lehernya 
dibuat dari kerendahan hati, Matanya 
dari kesederhanaan dan kejujuran, 
dahinya 
dari kedekatan (kepada Allah), 
Mulutnya 
dari kesabaran, 
lidahnya 
dari kesungguhan, 
pipinya 
dari cinta dan kehati-hatian, perutnya 
dari tirakat terhadap
[9/10 19:47] aji rasha: makanan dan hal-hal keduniaan, 
kaki dan lututnya 
dari mengikuti jalan lurus dan jantungnya 
yang mulia dipenuhi dengan rahman. 
Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang. Kemudian Mahkota Kedekatan ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan tinggi di atas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan diberi nama 
Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci. Kemudian Allah SWT menciptakan sebuah pohon yang dinamakan 
Syajaratul Yaqin. 
Tangkainya berjumlah empat. Kemudian diletakanlah 
Nur Muhammad 
pada pohon tersebut. 
Namun, kehadiran 
Nur Muhammad itu membuat pohon bergetar hebat hingga berubah menjadi permata putih. 
Sedangkan Nur Muhammad memuji bertasbih ke hadirat Allah Ta‟ala 70.000 tahun lama nya. 
Pada permata tersebut, 
Nur Muhammad mencoba bercermin. 
Wajahnya begitu indah dilihat. 
Bentuknya seperti burung merak, dan 
pakaiannya demikian indah. Dihiasi dengan berbagai perhiasan. 
Kemudian ia bersujud 
lima kali, 
Allah SWT melihatnya, membuat Nur tersebut merasa malu dan takut. 
Lalu keluar keringat dari kepalanya. 
Dari keringat tersebut 
Allah SWT menciptakan nyawa malaikat. 
Dari keringat wajahnya, diciptakanlah 
nyawa 
„Arsy, 
matahari, 
bulan, 
bintang, 
dan apa-apa yang ada di langit. 
Keringat dadanya 
menjadi bahan untuk menciptakan nyawa para rasul, 
nabi, 
wali, 
ulama, dan 
orang orang shaleh. 
Adapun keringat yang muncul dari keningnya, 
diciptakanlah nyawa orang-orang mukmin dari umat Nabi Muhammad saw. Dari keringat 
kedua telinganya, 
diciptakan oleh Allah SWT nyawa orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang kafir, dan sesat. 
Sedangkan keringat kakinya diantaranya menjadi isi bumi. Pada waktu selanjutnya 
Allah SWT menciptakan lentera akik 
yang merah 
yang cahayanya menembus ke dalam dan keluar. 
Lalu Nur Muhammad dimasukkan ke dalam lentera tersebut. 
Berada di dalamnya dalam posisi berdiri. 
Sementara nyawa-nyawa yang sudah tercipta berada 
di luar, 
seluruhnya membaca "Subhanallaahi 
wal hamdulillaahi 
wa laa ilaa haillallaahu wallahu akbar". 
1.000 tahun lamanya nyawa-nyawa itu diperintahkan 
Allah SWTuntuk melihat ke diri Nur Muhammad. 
Nyawa yang berhasil melihat kepala Nur Muhammad, maka ia akan ditakdirkan menjadi pemimpin/penguasa. Siapa yang melihat ubun-ubunnya, 
itulah mereka yang akan menjadi guru/pendidik yang jujur. 
Siapa yang melihat matanya, ia akan menjadi hafidz (penghapal Al-Quran). Mereka yang meman-dang telinganya 
akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. 
Adapun yang bisa melihat hidungngya, 
mereka itu akan menjadi 
ahli bicara atau dokter. Sedangkan mereka 
nyawa nyawa yang berhasil 
melihat bibir 
Nur Muhammad, ia akan ditakdirkan menjadi seorang menteri. 
Nyawa yang melihat bagian giginya 
maka wajah nya kelak akan cantik rupawan, 
ia yang bisa melihat 
lidahnya, 
akan jadilah utusan/duta raja-raja. 
Apabila yang dilihat 
lehernya, 
ditakdirkanlah menjadi orang berdagang dan usahawan. Apabila tengkuk 
yang bisa dilihatnya, 
akan jadilah seorang tentara. Mereka yang berhasil melihat kedua lengan tangannya, maka akan jadi perwira. 
Jika sikut kanan-nya yang dilihat, 
Allah SWT akan menjadikan dirinya berkehidupan dalam dunia tekstil, 
sedangkan kalau 
sikut Kirinya, 
ia akan menjadi orang yang pernah membunuh. 
Serta, jika dadanya 
yang berhasil dilihat, 
maka ia akan menjadi ulama yang disegani. 
Bila bagian belakang, 
ia akan ditakdirkan menjadi para ahli sosial kemasyarakatan, 
dan jika hanya bayangannya yang berhasil dilihat, maka ia akan menjadi orang yang berkecimpung dalam bidang seni. 
Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adzin (yang mengumandangkan adzan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. 
Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut. 
Siapa yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, 
dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur suatu kebutuhan hidup). 
Siapa yang melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; 
siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. 
Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang kalligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi. Siapa yang melihat dadanya yang penuh barokah akan menjadi seorang terpelajar meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu. 
Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum syari‟at. Siapa yang melihat sisi badannya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. 
Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, 
dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruku dan sujud. 
Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute). 
Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak beriman, pemuja api dan pemuja patung. 
Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka yang akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Namrudz, Firaun, dan sejenisnya. 
Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris. 
Di baris pertama 
berdiri ruh para nabi dan rasul,a.s, 
di baris kedua 
ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat, 
di baris ketiga 
berdiri ruh kaum beriman, laki-laki dan perempuan. 
Di baris ke empat 
berdiri ruh kaum tak beriman. Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik. 
Tidak seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah 
Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu. Diceritakan bahwa 
Nabi Suci Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril , "Berapa lama sejak engkau diciptakan?" 
Malaikat itu menjawab, 
"Ya Rasulullah, saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70.000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana ilahiah: 
sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali. 
"Apakah engkau tahu, cahaya apakah itu?" 
bertanya Nabi Muhammad SAW 
"Tidak, saya tidak tahu," berkata malaikat itu. 
"Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh, 
jawab Nabi Suci SAW ”.

Catatan : 
Beberapa kalangan dalam ummat Islam mempersoalkan konsep 
Nur Muhammad 
(Cahaya Muhammad atau Ruh Muhammad) 
sebagai suatu konsep yang tidak memiliki dasar
[9/10 20:10] aji rasha: dalam „aqidah Islam. Padahal, berdasarkan data-data yang kuat, konsep Nur Muhammad 
adalah suatu konsep aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diterima dan diakui oleh ijma (konsensus) ulama, 
ilmu kalam dan 
ulama ‟tasawwuf” dalam kurun waktu yang panjang, sebagai suatu konsep yang memiliki sumber dalilnya dari Qur‟an dan Hadits Nabi sallallahu alayhi wasallam. Konsep 
„aqidah Nur Muhammad salallahu alayhi wasallam menyatakan antara lain bahwa 
cahaya atau 
ruh dari Nabi Besar Muhammad sallallahu alayhi wasallam 
adalah 
makhluk pertama 
yang diciptakan sang Khaliq, Allah Subhanahu wa Ta‟ala, yang kemudian darinya, Dia Subhanahu wa Ta‟ala menciptakan makhlukmakhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala menyebut Rasulullah sallallahu alayhi wasallam sebagai 
Nuur (cahaya), 
atau sebagai 
"Siraajan Muniiran" 
(makna literal: 
Lampu yang Bercahaya).

MENGHIMPUN DAYA KETUHANAN 

Setelah 
meyakini 
adanya 
Shang Hyang Maha Kuasa, tahap selanjutnya yang harus dilakukan sebaiknya 
adalah 
latihan dzikir 
atau 
meditasi 
untuk 
menggerakkan generator, untuk menghimpun 
dan menyalurkan 
kekuatan Daya Ketuhanan yang ada di dalam dirinya masing-masing. 
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan 
rasa percaya diri serta keyakinan kepada 
Allah ta’ala. 
Tata caranya hanya pada pengaturan dzikir mengucapkan 
asma Allah 
dan 
pengaturan pernafasan 
yang terbagi 
dalam 3 tahapan, 
yaitu 
1.tarik nafas, 
2.tahan nafas dan 
3.keluarkan nafas, 
dimulai dengan: 
1. Membaca niat 
“Nawaitu dzikrullahi ta’ala, 
Al jasadu kiblatul qolbi, 
wa qolbi qiblatur ruhi, 
wa ruhi kiblatullaahi, 
Allahu Akbar”. 

2. Mata dipejamkan, 
ujung lidah dilipat ke atas, menyentuh langit-langit. 

3. Baca dalam hati : 
Laa illaha illallah 165 kali, ditutup Muhammadarasulullah 1 kali.

4. Kosongkan hati dan pikiran. Santai, senyum dan pasrah kepada Allah semata.

5. Tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat adanya gerakan pernafasan, 
sambil dalam hati mengucapkan Asma 
Allah 11 kali … 
seolah-olah Dzat Allah masuk melalui pusar atau ubun-ubun sampai rongga dada terasa penuh, 
kemudian 
tahan nafas. 

6. Dari pernafasan dada didorong ke bawah 
menjadi pernafasan perut kemudian 
tahan nafas dibagian 
bawah pusar, 
sambil di dalam hati mengucapkan Asma 
Allah 21 kali. 

7. Selanjutnya 
keluarkan nafas perlahan-lahan, seolah-olah Dzat Allah keluar melalui kedua lubang hidung, 
sambil di dalam hati mengucapkan asma 
Allah 10 kali. 
Yang masuk melalui pernafasan 11 asma Allah dan 
yang kita keluarkan 
10 asma Allah, 
berarti kita mempunyai tabungan 1 asma Allah, sebagai 
sumber Daya Ketuhanan. 

8. Lakukan tata cara 
tersebut di atas 
sebanyak 21 kali putaran pernafasan. 
Bila dalam 3 atau 
4 kali putaran, 
pernafasan menjadi tersengal-sengal, 
maka lakukan 
pernafasan biasa 
tanpa menahan nafas, 
sambil di dalam hati tetap mengucapkan asma Allah tanpa terputus. 
Setelah tenang, lanjutkan kembali sampai mencapai 
21 kali putaran. 

9. Setelah selesai 
mencapai 21 kali putaran pernafasan, 
ditutup 
dengan membaca :

Do’a kunci 1 kali
1, Al Fatihah 1 kali 
dan Ucapkanlah : Sodaqollahul adzim, 
Maha Benar Tuhan dengan Segala FirmanNya. 

10. Tahap pertama, 
tata cara di atas harus dilakukan selama 
7 malam berturut-turut 
tanpa terputus 
agar kita memperoleh getaran 
kekuatan Daya Ketuhanan, sehingga generator kita jalan (berfungsi). 

11. Tahap kedua harus mencapai 41 malam berturut-turut. 
Untuk tahap kedua ini 
bagi wanita yang sedang menjalani masa haid sebaiknya tidak terputus, karena yang tidak boleh dilakukan pada saat haid adalah sholat. 
Bagaimana bila kita 
dicabut nyawa saat sedang haid sedangkan kita tidak boleh menyebut Asma Allah. Untuk laki-laki sebaiknya tidak terputus-putus. 
Tahap selanjutnya, 
dzikir Asma Allah 
tanpa batas hitungan, 
untuk 
menarik, 
menahan dan 
mengeluarkan nafas 
diatur 
melalui 
gerak naluri ( gerak rasa ).

Sesungguhnya tata cara dzikir asma Allah 
untuk menghimpun 
daya Ketuhanan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh setiap pemula yang ingin membangkitkan 
tenaga dalamnya. 
Daya ketuhanan ini merupakan generator 
sumber energi yang bisa 
kita salurkan 
bila sewaktu-waktu dibutuhkan. 
Menurut istilah sekarang disebutnya sebagai 
energi prana atau 
energi gelombang elektromagnetik. 
Dengan 
menahan napas, 
penyerapan oksigen 
menjadi optimal. 
Pemakaian oksigen untuk proses metabolisme di dalam tubuh menjadi sangat efektif. Terjadi reaksi kimia secara berantai di dalam tubuh. Reaksi kimia ini menyebabkan aktivitas elektron kita meningkat. Aktivitas elektron ini akan menghasilkan gelombang elektromagnetik yang bisa direkam sebagai 
cahaya aura. 
Cahaya adalah energi. Organ-organ vital manusia ternyata memancarkan gelombang elektromagnetik yang spesifik, sehingga alat monitor di ruang ICU cukup dipasang di ujung jari pasien dan di layar monitor akan tampak gambaran tekanan darah, denyut jantung dan kondisi pernapasan pasien…

Oleh karena Islam menganut prinsip keseimbangan dalam kehidupan, 
maka selain 
Dzikir Asma Allah dan meditasi sebagai 
olah pernafasan, 
diperlukan juga 
olah raga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani kita. 
Olah raga dengan gerakan-gerakan khusus ternyata bisa juga membangkitkan energi prana. Namun walau bagaimanapun, olah raga tidak akan bisa membersihkan hati 
yang kelam. 
Dengan olah raga saja, 
pintu hijab tidak akan 
terbuka untuk bisa 
menerima 
pancaran Nur Illahi. 
Oleh karena itu, alangkah baiknya bila 
olah pernafasan dan 
olah raga khusus dilaksanakan secara berimbang agar keduanya bisa saling mengisi, 
sehingga kita bisa mendapatkan manfaat yang maksimal. 
Selanjutnya yang harus dicamkan benar-benar bagi para pemula adalah 
bahwa setelah mendapatkan pengalaman bathin serta kemampuan spiritual tertentu, 
hendaknya jangan menjadikan kita ria atau takabur dan 
jangan pula kemampuan spiritual yang kita miliki kita pergunakan untuk tujuan-tujuan yang menyimpang, yang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar