Dear All,
Sudah bisa dipastikan bahwa kata Bogor itu bukan dari pohon bogor dlsb akan
tetapi berasal dari kata BOKOR yang berarti EMAS.
Hal tersebut sejalan dengan Naskah Sewaka Darma yang ada di Museum Indonesia
diteliti oleh Sejarawan Bogor Drs. Saleh Danasasmita yang lahir di Sumedang.
Dalam Naskah Sewaka Darma tersebut dituliskan tentang Papat Kalima Pancer, 4
penjuru matangin dan 1 pusatnya. Masing-2 Mata Angin dan Pusat diberi Simbol
Warna:
1. Pusat ~ Terang ~ Sunda : Lokasi Cipaku Bandung (Gunung Sunda Purba dan
Cekungan Bandung).
2. Barat ~ Emas/ Bokor ~ Kuning : Lokasi Cipaku Bogor Raya (Komplek Prasasti
Batutulis, Arca Purwakalih, Batu Tangtung, & Mbah Dalem Cipaku).
3. Timur ~ Perak ~ Putih : Lokasi Cipaku Sumedang (Situs Aji Putih Jatigede).
4. Utara ~ Besi ~ Hitam : Lokasi Cipaku Subang (Situsnya? Perlu diteliti nih)
5. Selatan ~ Tembaga ~ Merah : Lokasi Cipaku Garut/ Tasik (Estimasi Lokasi
Situs sekitar Salawu/ Salawe ~ Kampung Naga). Naga ~ Mengeluarkan Api ~ Merah.
Jadi nama-nama daerah tersebut masih terjaga sampai sekarang namun ada sedikit
perubahan spelling hal itu sangat wajar bisa kita lihat perbandingannya pada:
- Dermaga ~ Dramaga
- Sunda Kalapa ~ Sunda Kelapa
- Karawang ~ Kerawang
- dll.
Papat Kalima Pancer sampai detik saat ini pun masih terjaga.
1. Areal Cipaku Bandung ~ Pusat pemerintahan dan pusat ilmu pengetahuan kampus
besar dan ternama ada di Bandung (ITB, UNPAD, IKIP/ UPI, STT Telkom, dlsb).
Bandung tetap menjadi MAGNET.
2. Areal Cipaku Bogor ~ Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian ada Kampus
IPB, Balai Penelitian, Kebun Raya, Istana Bogor, dan Jakarta dahulu adalah
bagian dari Bogor adalah Pusat Nusantara, Negara Republik Indonesia bahkan SBY
pun tinggal di Bogor.
3. Areal Cipaku Sumedang ~ Mulai tumbuh menjadi Pusat Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan dimana ada Jatinangor ITB, UNPAD, STPDN, IKOPIN, dll lokasi
kampusnya semakin mendekat ke Sumedang. Cipaku Sumedang tetap menjadi Magnet
salah satunya Jatigede namun kurang tepat ingin menggenangi harusnya
dikembangkan menjadi Pusat Pendidikan Spiritual (Pesantren Alami Modern yang
Putih/ Bersih dan Gratis).
4. Area Cipaku Garut ~ Mulai tumbuh menjadi Pusat Pariwisata, Perkebunan,
Geothermal, dll. Belanda pun sangat tertarik mengembangkan Garut.
5. Area Cipaku Subang ~ Mulai tumbuh menjadi Pusat Industry, Pariwisata, dll.
Teori Stepen Openheimer yang menulis tentang Sundaland / Eden in The East dapat
dibuktikan secara ILMIAH, bukti-bukti ARTIFACT-nya masih ada salah satunya
adalah Situs Arkeologi Megalitikum Mandala Putih Jatigede yang sudah ada lebih
dari 20.000 thn yang lalu, Cekungan Bandung dan sisa-2 Gunung Sunda Purba,
Komplek Situs Arkeologi Mandala Emas/Bokor Cipaku Bogor, dan Cipaku Selatan
Merah Kampung Naga.
Papat kalima pancer (4 mandala + 1 pusat) selalu dinamai daerahnya dengan
namanya Cipaku :). 5 Cipaku inilah yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru
mata angin dan menghuni seluruh penjuru dunia :).
Bukti manusia purba (Pithecantropus) ada di Sundaland yang dulunya merupakan
satu paparan benua nyambung dengan Asia Tenggara. Bukti manusia beradab/
berotak pertama (Homo Sapiens) juga ada di Sundaland yaitu di Gua Pawon
Bandung, dan Mamang baru ingat di Bogor juga tepat persis di Atas Balong Mamang
ada Gua Purba juga. Ada 3 sungai besar yang ada di Tatar Sunda yaitu Sungai
Cimanuk, Sungai Citarum, dan Sungai Cisadane & Sungai Ciliwung (satu cluster
paralel).
Letak Masing-2 Mandala/ Cipaku selalu ada di Nusantara (Nusa diapit dua sungai):
- Cipaku Sumedang diapit Sungai Cimanuk dan Cibayawak
- Cipaku Bogor diapit Sungai Cisadane dan Sungai Cipakancilan Ciliwung.
- Cipaku Bandung diapit Sungai Citarum dan ?
- Cipaku Garut, Kampung Naga diapit dua sungai juga hanya lupa namanya.
- Cipaku Subang?
Menurut Stepen Openheimer salah satu yg membuat dia terpikir kenapa Sundaland
itu asal setiap manusia beradab/ Homo Sapiens adalah dari kemampuan bercocok
tanam. Hal itu bisa dilihat di 5 Cipaku yang ada di Nusantara. Semuanya
merupakan SELF SUSTAINED VILLAGE, Kampung Buhun yang punya Lahan Subur, Sumber
Air Berlimpah, Leuweung Tutupan, dan Situs Bersejarah Simbol Ketuhanan. Hal itu
menjadi bekal bagi Homo Sapiens berkembang-biak, mengembangkan otak, kecerdasan
berfikir, dan meneruskan eksistensinya sampai sekarang. Seperti kita ketahui
ketika selesai Orgasmeu / Senggama hormon endorfin dikeluarkan di otak sehingga
menimbukan relaksasi dan saat itulah manusia bisa berfikir jernih. Saat itu
pulalah secara spontan berteriak OH GOD! Wkkkkk. Karena kejernihan berfikir
itulah kemudian Homo Sapiens mulai mengenal adanya Tuhan Semesta Alam, setelah
berbagai proses pencarian yg penuh luka liku akhirnya ketemu lah Monotheismeu
Ketuhanan Yang Maha Esa dan secara Simbolik bisa kita lihat di Pun
den Berundak di Situs Aji Putih Cipaku Sumedang :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar