[1/12 21:17] aji rasha:
Syariat dan Tasawuf,
Tak Dapat Dipisahkan
Hukum syariat
sebagian besar
hanya menyentuh apa-apa yang tampak secara fisik saja.
Hukum tentang shalat, misalnya,
menyentuh sekian banyak aspek tentang tata cara shalat,
bagaimana gerakan shalat yang benar,
kapan dilakukan,
apa syarat-syaratnya,
siapa yang berhak menjadi imam, dan
masih banyak lagi aspek fiqh lainnya.
Namun hukum syariat
belum menyentuh aspek-aspek batin
yang menjadi titik fokus dalam ilmu tasawuf
dan justru menjadi inti-sari dari ibadah itu sendiri, misalnya tentang khusyu', tentang kerendahan diri dan sopan santun di hadapan-Nya,
tentang penghadapan
di dalam hati,
tentang aspek-aspek Ihsan
sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW
di atas:
"... beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya,
jika engkau tidak melihat-Nya maka Dia melihat engkau."
Bukankah kita diperintahkan untuk meninggalkan
tidak hanya dosa lahiriah, melainkan juga yang batiniah:
وَذَرُوا۟ ظَـهِرَ ٱلْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْسِبُونَ ٱلْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا۟ يَقْتَرِفُونَ
Dan tinggalkanlah dosa
yang dzahir dan yang batin. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa,
kelak akan dibalas, disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. –
(Q.S. Al-An'aam [6]: 120)
Jika hukum-hukum syariat memberi pagar kepada kita agar terhindar dari dosa-dosa yang dzahir
(yang tampak, lahiriah), maka
ilmu tasawuf
akan mengajak kita untuk memperhatikan ke dalam diri, memahami dosa-dosa
yang bersifat batin seperti:
iri,
dengki,
ketakutan akan masa depan, kekhawatiran, ketidaksabaran,
keluh kesah,
kecintaan akan dunia, kemelekatan terhadap sesuatu,
riya',
kebanggaan diri,
ilusi,
obsesi,
dan berjuta ragam variasi hawa nafsu dan syahwat yang telah sekian lama menjadi "berhala"
dan menghuni relung-relung hati (qalb).
أَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَـهَهُۥ هَوَىهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? — (Q.S. Al-Furqaan [25]: 43)
[1/12 21:18] aji rasha: Demikianlah,
sudah selayaknya
bagi seorang Muslim
untuk senantiasa menjalankan agamanya secara utuh dalam
ketiga aspeknya:
Iman (aspek tauhid),
Islam (aspek syariat), dan Ihsan (tasawuf, aspek akhlaq atau aspek batin).
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar