Senin, 13 Desember 2021

MAKDUM SARPIN 2

MEMINTA BANTUAN MAKDUM SARPIN 2


Sebagaimana yang sudah dijelas 
pada bab sebelumnya, apa yang diuraikan dalam Makdum Sarpin 
merupakan penjelasan secara khusus 
tentang apa yang disebut 
Sedulur Papat Kalimo Pancer. 
Saudara Manusia sesungguh nya ada 7 
dengan satu pancer: 

1. Makdum Sarpin 
2. Mar 
3. Marti 
4. Kakang Kawah 
5. Adhi Ari-Ari 
6. Getih 
7. Puser 
PANCER nya yang tak lain adalah 
ROH manusia itu sendiri. 

Makdum Sarpin berasal dari bahasa Arab, 
Ma’dum Syarfin (Maudun Sarafiun). 
Ma’dum adalah ketiadaan, 
Syarfin adalah kemuliaan. 
Dengan demikian Ma’dum Syarfin berarti ketiadaan kemu-liaan.

Mengapa disebut demikian? 
Karena Ma’dum Syarfin adalah 
bayangan Roh Idlofi, 
yaitu Roh yang telah kehilangan kemuliaannya, 
yang sudah terjatuh pada kotoran, 
yang sudah terselubungi, tertabir oleh hijab. 
Makdum Sarpin inilah 
yang kerap disalah pahami 
sebagai Qarin atau Jin Pendamping. Sesungguhnya Makdum Sarpin bukan mahkluk lain yang hadir dan men-dampingi setiap manusia, dia sebenarnya bayangan dari Roh Idlafi, 
sesuatu yang tidak terpisah dari manusia. 
Ketika Roh Idhafi mulai memasuki nafsu, 
munculah dua macam cahaya; Merah dan Putih. Cahaya Putih adalah cerminan dari kekuatan 
dan ketegasan Dzat. Cerminan dari sifat Jalal (Agung), Kahar (perkasa) dari Dzat. 

Cahaya putih 
itu disebut Mar, 
yang berarti menyebar

Sedangkan cahaya Merah 
adalah cerminan dari kelembutan 
dan keindahan Dzat. 
Cerminan dari sifat Jamal (cantik) dan Kamal (sempurna) dari Dzat. Cahaya Merah ini disebut Marti, yang berarti memberikan warta. 

Ketika Roh Idhafi sudah menghidupi nafsu, 
maka muncul Cahaya Kadim, 
yaitu cahaya yang terdiri dari delapan cahaya yaitu: 
Merah, 
Hitam, 
Kuning, 
Putih, 
Hijau Muda, 
Hijau Muda atau Biru,
Merah Muda atau Nila, 
dan Ungu. 

Begitu Roh Idhafi telah menghidupi nafsu, 
lalu yang tersisa hanya empat macam cahaya, 

1. Cahaya Putih, 
yang lantas disebut Kakang Kawah 
adalah manifestasi Nafsu Mutmainah. 
Memiliki watak yang sabar dan stabil. 

2. Cahaya Kuning, 
yang lantas disebut Adhi Ari-Ari 
adalah manifestasi nafsu Supiah. 
Memilik watak yang sangat mudah terpikat pada kenikmatan dunia. 

3. Cahaya Merah, 
yang lantas disebut Getih 
adalah manifestasi nafsu amarah, 
pemarah, ambisius dan pendengki. 

4. Cahaya Hitam, 
yang lantas disebut Puser 
adalah manifestasi Nafsu Lumawwah. 
Memiliki watak malas dan bebal.

Sesungguhnya 
empat kecenderungan Nafsu ini tak lain adalah: 

1. Kesadaran, 
baik Kesadaran Jaga maupun 
Kesadaran Kepahaman. 
Itulah Nafsu Muthmainah. 

2. Pikiran, 
yang dipenuhi segala macam gambaran liar; 
itulah nafsu Supiyah. 

3. Perasaan, 
yang dipenuhi segala keinginan liar. 
Itulah nafsu Amarah. 

4. Ingatan, 
yang merupakan fondasi manusia 
untuk hidup di dunia. 
Menyimpan segala memori dasar, 
seperti hasrat makan, minum, tidur, 
ketakutan dan kecemasan. 
Juga menyimpan segala memori pengalaman manusia, baik yang pahit maupun manis. 
Itulah nafsu Lumawah. 

Empat kecenderungan Nafsu manusia ini 
disebut Sedulur kang lair saka marga hina, 

yang berarti 
saudara yang lahir lewat jalan hina atau vagina.

Disebut demikian karena keempat-empatnya mengeluarkan tanda nyata bersamaan dengan lahirnya jabang bayi manusia. 

Adalagi saudara jabang bayi yang ikut lahir lewat 
Marga Hina, namun bentuknya tidak terlihat. 
Kelahirannya bahkan bersamaan 
dengan keluarnya jabang bayi. 
Kelahiran Empat saudara yang lain 
terjadi secara berurutan, 
namun saudara yang satu ini lahirnya bersamaan 
waktu tanpa jeda sedetikpun. 
Oleh karenanya disebut 
Sadulur kang lair 
bareng sadina. 

Siapakah dia? 
Tak lain adalah 
MAKDUM SARPIN, 
bayangan dari Roh Idhafi.

Adalagi Saudara yang tidak ikut terlahirkan lewat Marga Hina. 
Mereka adalah Mar dan Marti. 
Oleh karenanya mereka disebut 
Sedulur kang nora lair 
saka Marga Hina. 

Ada penyebutan lain lagi, yaitu 
Sadulur kang karawatan sarto 
sedulur kang nora karawatan. 

Saudara yang terawat adalah 
Kakang Kawah (ketuban), 
Adhi Ari-Ari (placenta), 
Getih (darah) lan 
Puser (pusar), 
akan ikut mendapat perawatan dari bidan.

Sedangkan 
Sedulur kang nora karawatan, 
tak lain adalah 
Mar dan Marti dan 
Makdum Sarpin. 

Mereka ini 
tidak mendapat perawatan 
karena keberadaannya tidak terlihat. 

Cara membacanya, 
dengan membakar bukhur atau 
setang sebanyak 5 buah, 
sebagai lambang asapnya 
adalah doa yang wangi, 
serta siapkan bunga mawar merah 
dan putih, melati putih dan melati kuning serta 
bunga cempaka, masing-masing bunganya 
satu buah. 
Setelah semuanya siap, 
baca doa di bawah ini: 

Mar Marti 
Kakang Kawah, 
Adi Ari-ari, 
getih, 
puser, 
Sedulurku Papat Kalimo Pancer, 
kang karawatan lan 
kang nora karawatan, 
Kang lair saka margaina 
lan kang nora lair saka margaina 
Serta saudaraku kang lair bareng sadina kabeh. Bapanta ana ngarep, 
Ibunta ono mburi, 
payooo… 
(diisi keperluannya) 

Setelah membaca doa, 
baca doa berikutnya 
sebagai pemebersih sedulur bathin kita. 

Niat Ingsun amemetri. 
Mar, 
Marti, 
Kakang Kawah, 
Adi Ari-ari, 
getih, 
puser. 
Sedulurku Papat Kalimo Pancer, 
kang karawatan lan kang nora karawatan, 
Kang lair saka margaina lan kang nora lair saka margaina 
Serta saudaraku kang lair bareng sadina kabeh. Bapanta ana ngarep, 
Ibunta ono mburi, 

Sebaiknya para pengamal melakukan bebersih pada setiap hari kelahiran 
dengan membaca amalan seperti di atas, 
khasiatnya sangat besar sekali. 
Jika tidak dijalani 
seluruh saudara bathin Anda 
akan membuat penghalang, 
sehingga lepas semua yang diharapkan. 
Seluruh harapan akan gagal, 
seluruh cita-cita akan meleset. 
Seluruh kehendak tidak terpenuhi. 
Untung tidak didapat, 
hilang seluruh yang dihasrati. 
Itulah sebabnya jangan ditinggalkan untuk mendapat kesejahteraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar