MEMINTA BANTUAN MAKDUM SARPIN 2
Sebagaimana yang sudah dijelas
pada bab sebelumnya, apa yang diuraikan dalam Makdum Sarpin
merupakan penjelasan secara khusus
tentang apa yang disebut
Sedulur Papat Kalimo Pancer.
Saudara Manusia sesungguh nya ada 7
dengan satu pancer:
1. Makdum Sarpin
2. Mar
3. Marti
4. Kakang Kawah
5. Adhi Ari-Ari
6. Getih
7. Puser
PANCER nya yang tak lain adalah
ROH manusia itu sendiri.
Makdum Sarpin berasal dari bahasa Arab,
Ma’dum Syarfin (Maudun Sarafiun).
Ma’dum adalah ketiadaan,
Syarfin adalah kemuliaan.
Dengan demikian Ma’dum Syarfin berarti ketiadaan kemu-liaan.
Mengapa disebut demikian?
Karena Ma’dum Syarfin adalah
bayangan Roh Idlofi,
yaitu Roh yang telah kehilangan kemuliaannya,
yang sudah terjatuh pada kotoran,
yang sudah terselubungi, tertabir oleh hijab.
Makdum Sarpin inilah
yang kerap disalah pahami
sebagai Qarin atau Jin Pendamping. Sesungguhnya Makdum Sarpin bukan mahkluk lain yang hadir dan men-dampingi setiap manusia, dia sebenarnya bayangan dari Roh Idlafi,
sesuatu yang tidak terpisah dari manusia.
Ketika Roh Idhafi mulai memasuki nafsu,
munculah dua macam cahaya; Merah dan Putih. Cahaya Putih adalah cerminan dari kekuatan
dan ketegasan Dzat. Cerminan dari sifat Jalal (Agung), Kahar (perkasa) dari Dzat.
Cahaya putih
itu disebut Mar,
yang berarti menyebar
Sedangkan cahaya Merah
adalah cerminan dari kelembutan
dan keindahan Dzat.
Cerminan dari sifat Jamal (cantik) dan Kamal (sempurna) dari Dzat. Cahaya Merah ini disebut Marti, yang berarti memberikan warta.
Ketika Roh Idhafi sudah menghidupi nafsu,
maka muncul Cahaya Kadim,
yaitu cahaya yang terdiri dari delapan cahaya yaitu:
Merah,
Hitam,
Kuning,
Putih,
Hijau Muda,
Hijau Muda atau Biru,
Merah Muda atau Nila,
dan Ungu.
Begitu Roh Idhafi telah menghidupi nafsu,
lalu yang tersisa hanya empat macam cahaya,
1. Cahaya Putih,
yang lantas disebut Kakang Kawah
adalah manifestasi Nafsu Mutmainah.
Memiliki watak yang sabar dan stabil.
2. Cahaya Kuning,
yang lantas disebut Adhi Ari-Ari
adalah manifestasi nafsu Supiah.
Memilik watak yang sangat mudah terpikat pada kenikmatan dunia.
3. Cahaya Merah,
yang lantas disebut Getih
adalah manifestasi nafsu amarah,
pemarah, ambisius dan pendengki.
4. Cahaya Hitam,
yang lantas disebut Puser
adalah manifestasi Nafsu Lumawwah.
Memiliki watak malas dan bebal.
Sesungguhnya
empat kecenderungan Nafsu ini tak lain adalah:
1. Kesadaran,
baik Kesadaran Jaga maupun
Kesadaran Kepahaman.
Itulah Nafsu Muthmainah.
2. Pikiran,
yang dipenuhi segala macam gambaran liar;
itulah nafsu Supiyah.
3. Perasaan,
yang dipenuhi segala keinginan liar.
Itulah nafsu Amarah.
4. Ingatan,
yang merupakan fondasi manusia
untuk hidup di dunia.
Menyimpan segala memori dasar,
seperti hasrat makan, minum, tidur,
ketakutan dan kecemasan.
Juga menyimpan segala memori pengalaman manusia, baik yang pahit maupun manis.
Itulah nafsu Lumawah.
Empat kecenderungan Nafsu manusia ini
disebut Sedulur kang lair saka marga hina,
yang berarti
saudara yang lahir lewat jalan hina atau vagina.
Disebut demikian karena keempat-empatnya mengeluarkan tanda nyata bersamaan dengan lahirnya jabang bayi manusia.
Adalagi saudara jabang bayi yang ikut lahir lewat
Marga Hina, namun bentuknya tidak terlihat.
Kelahirannya bahkan bersamaan
dengan keluarnya jabang bayi.
Kelahiran Empat saudara yang lain
terjadi secara berurutan,
namun saudara yang satu ini lahirnya bersamaan
waktu tanpa jeda sedetikpun.
Oleh karenanya disebut
Sadulur kang lair
bareng sadina.
Siapakah dia?
Tak lain adalah
MAKDUM SARPIN,
bayangan dari Roh Idhafi.
Adalagi Saudara yang tidak ikut terlahirkan lewat Marga Hina.
Mereka adalah Mar dan Marti.
Oleh karenanya mereka disebut
Sedulur kang nora lair
saka Marga Hina.
Ada penyebutan lain lagi, yaitu
Sadulur kang karawatan sarto
sedulur kang nora karawatan.
Saudara yang terawat adalah
Kakang Kawah (ketuban),
Adhi Ari-Ari (placenta),
Getih (darah) lan
Puser (pusar),
akan ikut mendapat perawatan dari bidan.
Sedangkan
Sedulur kang nora karawatan,
tak lain adalah
Mar dan Marti dan
Makdum Sarpin.
Mereka ini
tidak mendapat perawatan
karena keberadaannya tidak terlihat.
Cara membacanya,
dengan membakar bukhur atau
setang sebanyak 5 buah,
sebagai lambang asapnya
adalah doa yang wangi,
serta siapkan bunga mawar merah
dan putih, melati putih dan melati kuning serta
bunga cempaka, masing-masing bunganya
satu buah.
Setelah semuanya siap,
baca doa di bawah ini:
Mar Marti
Kakang Kawah,
Adi Ari-ari,
getih,
puser,
Sedulurku Papat Kalimo Pancer,
kang karawatan lan
kang nora karawatan,
Kang lair saka margaina
lan kang nora lair saka margaina
Serta saudaraku kang lair bareng sadina kabeh. Bapanta ana ngarep,
Ibunta ono mburi,
payooo…
(diisi keperluannya)
Setelah membaca doa,
baca doa berikutnya
sebagai pemebersih sedulur bathin kita.
Niat Ingsun amemetri.
Mar,
Marti,
Kakang Kawah,
Adi Ari-ari,
getih,
puser.
Sedulurku Papat Kalimo Pancer,
kang karawatan lan kang nora karawatan,
Kang lair saka margaina lan kang nora lair saka margaina
Serta saudaraku kang lair bareng sadina kabeh. Bapanta ana ngarep,
Ibunta ono mburi,
Sebaiknya para pengamal melakukan bebersih pada setiap hari kelahiran
dengan membaca amalan seperti di atas,
khasiatnya sangat besar sekali.
Jika tidak dijalani
seluruh saudara bathin Anda
akan membuat penghalang,
sehingga lepas semua yang diharapkan.
Seluruh harapan akan gagal,
seluruh cita-cita akan meleset.
Seluruh kehendak tidak terpenuhi.
Untung tidak didapat,
hilang seluruh yang dihasrati.
Itulah sebabnya jangan ditinggalkan untuk mendapat kesejahteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar