Senin, 13 Desember 2021

DZIKIR RAGA SUKSMA

DZIKIR RAGA SUKSMA

Tata cara yang terakhir inilah yang paling praktis 
dan sangat sederhana, sehingga bisa dikerjakan 
oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja 
termasuk bagi mereka yang super sibuk. 

Dengan berlatih seperti ini semoga ruh 
kita bisa lepas landas. 
Latihannya setiap hari secara rutin 
cukup hanya 5-10 menit saja, 
namun akan mengahasilkan reaksi yang positif 
kepada jasmani dan ruhani kita, 
karena metode latihan berdzikir ini 
menimbulkan efek kesehatan dan penyembuhan 
kepada diri sendiri. 
Bila kita berlatih setiap hari 
selama 7 hari berturut-turut, 
maka kita akan merasakan ada sesuatu perubahan-perubahan pada diri kita, 
minimalnya ada rasa nyaman secara lahir bathin. 
Kita akan merasa lebih energik, aura jadi bagus sehingga merasa lebih percaya diri… 

Tata caranya hampir sama seperti 
tata cara dzikir sebelumnya, 
diawali dengan 
do’a kunci dan 
diakhiri dengan 
do’a kunci, 
do’a Al Fatihah 1 kali dan 
shodaqollaahul adhim… 

Duduklah dengan santai, 
duduk senyaman mungkin dan rileks. 
Pejamkan mata, 
ujung lidah menyentuh langit-langit. 
Ucapkan dalam hati : 
Laa ilaha ilallah 165 kali, 
Muhammadarosulullah 1 kali. 

Tarik napas perlahan-lahan 
sambil dalam hati ucapkan HUUU… 

dan bayangkan energi ilahi yang kita isap 
masuk melalui pusar menembus ubun-ubun, melesat ke ruang angkasa 
ke titik tak berhingga, 

tahan napas 
di bagian bawah pusar beberapa saat. 
Pada saat menahan napas, 
energi ilahi diturunkan kembali, 
menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, sampai ke tengah dada, 

kemudian ucapkan dalam hati 
dengan santai, tidak tergesa-gesa 
“Yaa Allah-
  Yaa Allah” atau 
 “Allah-
  Allah-
  Allah” 
minimalnya 7 kali. 

Bila 
Yaa Allah setiap detik, berarti 7 kali Yaa Allah, 
lama menahan napasnya 7 detik. 

Boleh Yaa Allah nya lebih dari 7 kali 
asalkan ganjil dan tidak boleh dipaksakan sampai napasnya terengah-engah. 

Kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan 
sambil dalam hati ucapkan ALLAAAAAH … 
dari lubang hidung. 

Selanjutnya bernapas seperti biasa 
tanpa menahan napas sebanyak 3 kali 
berturut-turut. 

Walaupun bernapas seperti biasa 
namun saat menarik napas 
ucapkan dalam hati “HUUU” 
kemudian keluarkan secara perlahan-lahan 
sambil dalam hati ucapkan “ALLAAAH….”. 

Kemudian ulangi lagi tata cara seperti diatas selama minimal 5 menit saja setiap hari. 
Bila berlatih lebih dari 5 menit 
maksimal sampai 30 menit setiap hari 
tentu hasilnya sangat baik sekali. 

Bila sudah terbiasa berlatih dzikir pernafasan ini 
dan sudah bisa lebih lama menahan nafas, 
boleh saja dzikir sambil menahan nafas 
dilakukan 3-4 kali putaran berturut-turut 
kemudian tanpa menahan nafas 3 kali 
sebagai jeda istirahat. 
Bila telah selesai jangan lupa 
baca do’a kunci, 
do’a Al Fatihah 1 kali dan 
shodaqollaahul adhim… 

Kemudian dilanjutkan 
sambil berbaring rileks … tarik napas 
sambil dalam hati ucapkan HUUU… 
keluarkan napas, 
ucapkan dalam hati ALLAAAH. 
Rasakan getaran halus 
mulai dari ujung kaki menjalar naik ke kepala … dan akhirnya … 
OOBE… 
Oleh karena itu memang sebaiknya, 
untuk yang satu ini, harus berlatih di kamar khusus tersendiri. 
Anggaplah kamar khusus itu 
sebagai “Guha Hiro”…. 

DZIKIR PELEPASAN RUH 

1. Pejamkan mata 
2. Ujung lidah menyentuh langit – langit 
3. Santai – senyum – pasrah 
4. Ucapkan dalam hati 
    Laa ilaha Ilallah 165 kali    
    Muhammadarosulullah 1  kali 
5. Tarik nafas 
    sambil dalam hati ucapkan Huuuu 
    Dengan penuh perasaan,    
    rasakan seolah–olah
    energi Ilahi masuk 
    melalui pusat (umbilicus)naik keatas 
    menembus ubun – ubun. 
    sampai ke titik omega-
    titik tak berhingga. 

6. Tahan napas di bawah pusar, 
    kemudian Energi Illahi
    yang terang benderang
    diturunkan kembali 
    ke kepala sampai ke tengah dada, 
    Sambil menahan nafas
    ucapkan dalam hati : 
   Allah – Allah – Allah 7 x,   
   boleh lebih 9x – 21 x.   
   ( bilangan ganjil ) 7. 

Keluarkan nafas perlahan – lahan 
dari lubang hidung sambil dalam hati mengucapkan Allaaaaah. 
Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan. 

Selanjutnya nafas biasa tanpa menahan nafas. 
Tarik nafas HUUUU. Keluarkan nafas ALLAAAAH. 

Lakukan 3 x pernapasan biasa. 
Perbandingan antara 
dzikir menahan nafas dan nafas biasa 1 : 3 

Ulangi tata cara di atas 
minimal 5 sampai 30 menit setiap hari. 
Bila kita sudah terbiasa berlatih dzikir sambil menahan nafas 
maka perbandingannya bisa dirubah menjadi 3 : 3 atau 4 : 3 atau lebih dari itu. 

Untuk bertemu dengan Tuhan, 
kita harus bisa mati selagi hidup, 
melalui meditasi, yaitu : 
menghampakan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. 
Jiwa atau Ruh akan mengalir 
ke suatu titik di antara dan dibelakang mata, 
yang disebut mata ke tiga, 
Dengan meditasi kita menyatukan Jiwa atau Ruh 
dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam. 
Hanya dengan memusatkan perhatian kita 
ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar Suara di dalam. 
Suara di dalam itulah yang akan menarik kita 
naik ke dalam Cahaya. 

Yang dimaksud dengan mata ketiga adalah 
pusat pikiran dan Jiwa atau Ruh 
dalam keadaan sadar, 
terletak di tengah-tengah dahi 
di antara kedua alis mata, 
lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. 
Selama kita belum menarik kesadaran kita 
ke pusat mata ke tiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, 
Sumber Firman di dalam, 
kita tidak dapat mati selagi hidup. 
Proses kematianpun seperti itu, 
Ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki 
ke pusat mata ke tiga. 
Perbedaan penting adalah pada 
mati selagi hidup, 
hubungan Ruh dengan tubuh tidak terputus. 
Setelah mencapai mata ke tiga 
maka perjalanan Ruh yang sesungguhnya 
akan dimulai. 

Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan telah melewati mata ke tiga, maka Ruh kita akan keluar dari jasmani 
dan memasuki alam Astral, yang disebut OOBE 
(Out Of Body Experience), 
mati sebelum mati, mati selagi hidup. 
Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi 
kita tidak bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, 
Guru Sejati kita. 
Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata. 
Do’a dengan kata kata adalah 
sarana menuju meditasi. 
Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, 
berserah diri secara sempurna. 
Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, 
do’a terbaik yang amat sangat disenangi Tuhan dan akan diterima Tuhan, 
karena Ruh kita ingin kembali bersatu 
dengan-NYA. 

Menurut KRISHNAMURTI, 
seperti kata Al Ghazali 
bahwa 
pikiran harus diistirahatkan. 
Krishnamurti pun mengatakan bahwa : 
Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. 
Otak berhenti berpikir sepenuhnya 
dari segala permasalahan yang terjadi. 

Bathin yang meditatif adalah 
hening, suasana bathin yang sangat religius. 
Pada saat itu muncul letupan gelora 
kasih sayang yang luar biasa, 
kasih sayang universal 
tanpa syarat, 
penyerahan total kepada Tuhan. 

Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi. 

Menurut Al Qur’an : 
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, 
Allah akan memasukkan rasa kasih sayang 
ke dalam hatinya 
( MARYAM 19 : 96 ). 

Dan Allah menjadikan iman itu indah 
( AL HUJURAT 49 : 7 ) 

Didalam rasa kasih sayang universal ini 
tidak ada lagi pengkotakkan 
dan pemisahan duniawi, 
semua pengkotakkan dan pemisahan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu. 

Otak tidak terbelenggu lagi 
oleh pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, 
do’a-do’a maupun lagu-lagu pujian lainnya. 

Otak tidak lagi terbelenggu 
oleh perbedaan warna kulit hitam-putih, coklat-kuning, mata belo-mata sipit. 

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya 
adalah penciptaan langit dan bumi, 
adanya aneka bahasa dan warna kulitmu 
( AR-RUM 30 : 22 ) 
Tidak ada lagi kebencian di hati, 
karena apapun yang kita benci di dalamnya 
ada rahasia Allah. 

Sekalipun itu air comberan, 
di dalamnya ada kehidupan, 
ada rahasia Allah. 

Bila kita memelihara kebencian, 
memelihara hawa nafsu, 
berarti memelihara syetan dan iblis, 
berarti memelihara dosa sirik tersembunyi. 

Oleh karena itu ada seorang syufi 
yang mengatakan : 
“Aku tidak menyisakan ruang kebencian di hatiku, sekalipun terhadap iblis”. 

Barang siapa yang memelihara hawa nafsunya, dia jauh dari Tuhan, 
dia dekat dengan iblis. 

Barang siapa yang mencampakkan 
hawa nafsunya 
maka dia dekat dengan Tuhan. 

Kata Musasi si jago samurai dari Jepang : 
musuh adalah guru yang sedang menyamar. 

Berarti syetan dan iblis adalah 
guru yang sedang menyamar, 

pelajarilah jurus-jurusnya. 

Jurus iblis adalah hawa nafsu. 

Bila kita memusuhi iblis dengan hawa nafsu 
berarti kita sudah terjebak oleh jurusnya. 

Nafsu adalah dosa sirik tersembunyi. 
Iblis bukan untuk dimusuhi dengan hawa nafsu 
tapi harus dihindari dengan kebersihan hati 
melalui kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. 

Kata Rumi : 
Hanya cinta yang dapat membunuh ular, 
nafsu yang telah membeku, 
lewat air mata do’a dan nyala rindu. 

Harus kita sadari pula bahwa pada hakikatnya 
iblis dan malaikat 
merupakan manifestasi 
dari sifat Jalal dan sifat Jamal Allah, 
oleh karena itu kita harus mengimani 
kedua sifat Allah tersebut secara seimbang 
disertai hati yang bersih. 
Allah telah menciptakan manusia 
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku 
agar saling bersilaturahmi, 
bukan untuk saling bermusuhan. 

Namun setiap umat juga diuji kadar 
keimanan dan ketakwaannya, 
kesabaran dan keikhlasannya, 
kasih sayangnya serta rasa syukurnya. …dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal 
( AL HUJURAT 49 : 13 ). 

Mereka akan mendapat kehinaan 
dimanapun mereka berada, 
kecuali mereka menjaga hubungan ( silaturahmi ) dengan Allah dan 
hubungan dengan manusia 
( ALI IMRAN 3 : 112 ). 

Kasih Sayang adalah Allah. 
Dengan adanya kasih sayang universal ini juga akan muncul kesadaran universal, 
bahwa Rumah Tuhan tidak dibuat dari batu bata tapi dari ketaqwaan serta kasih sayang 
yang tulus dan murni. 

Tuhan tidak ada di bumi maupun dilangit, 
tapi berada di dalam hati orang-orang 
yang beriman. 
Qolbu mukmin baitullah, itulah 
baitullah yang hakiki, 
yang harus dibersihkan, buatan Allah sendiri, 
bukan Ka’bah di Mekah. 

Ada sesepuh yang mengatakan : 
Bila Rumah Allah seperti Ka’bah lalu 
Allah-nya seperti apa ? 
Apakah kita tidak musrik ?
Apakah kita tidak tersesat ? 
Barang siapa mencari Tuhan 
keluar dari dirinya 
maka dia akan tersesat semakin jauh … 
(HADITS ) 

Rumah-Ku yang mana…?
Qolbu mukmin baitullah. 

Jadi jelas bahwa Mesjid-Nya, Rumah-Nya 
yang hakiki adalah qolbu yang bersih. 
Qolbu yang dibangun melalui 
keimanan, ketakwaan serta 
kasih sayang yang tulus dan murni. 

Ingat ya, 
Allah adalah Al Bathin… 
Jadi Rumah-Nya, Mesjid-Nya 
berada di dalam bathin. 
Sholatnya adalah sholat bathin. 
Itulah sholat da’im, 
sholat yang kekal, 
dimana ruh di dalam qolbu 
senantiasa mengingat Allah 
tanpa dibatasi ruang dan waktu. 
Kesadaran Ruhnya bangkit. 
Mungkin itulah sebabnya kenapa Syech Siti Jenar 
tidak menganjurkan berhaji ke Mekah serta 
lebih menekankan sholat bathin 
dari pada sholat lima waktu. 

Bila seseorang bathinnya baik 
maka perilakunya pasti baik… 

Perjalanan menuju kepada Allah 
adalah perjalanan dari alam lahiriyah 
ke alam bathiniah, 
bukan ke Mekah. 

Perjalanan transendental, 
perjalanan yang tidak terjangkau 
akal dan pikiran… 
Walaupun demikian kite tetep ke mesjid kan…? Syareat jangan ditinggalin ! 

Kata Junaed Al Bagdady : 
Syareat tanpa hakekat fasik, 
hakekat tanpa syareat zindik. 

Bila seseorang melakukan keduanya, 
maka sempurnalah kebenaran orang itu. 

Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah, sehingga terungkaplah pengetahuan yang tidak ada di sekolah… 
Begitu kata Rumi, sufi dari Persia, 

Allah menciptakan bermacam-macam umat 
dan tata cara penyembahan 
justru agar kita berlomba-lomba 
berbuat kebaikan 
( AL MAIDAH 5 : 48 ). 

Di dalam Surat AL BAQARAH 2 : 62 : 
Allahpun tidak membeda-bedakan umat-Nya. 
Tatkala bayi dilahirkan kedunia, 
Ruhnya sudah membawa amanah agama 
( AL AHZAB 33 : 72 ). 

Di dalam Al Qur’an 
tidak dikatakan agamanya apa, 
jadi manusia diberi kebebasan 
untuk memilih apa agamanya. 
Essensi dari amanah tersebut 
adalah agar Ruh tidak membuat kekacauan tatkala dia hidup di dunia, 
agar dunia ini menjadi damai. 

Dengan demikian kita tidak perlu berselisih pendapat tentang masalah agama. 
Semua umat sama di mata Tuhan 
apapun agamanya, 
yang berbeda di mata Tuhan adalah 
kadar keimanan dan ketaqwaannya… 

Dari penelitian Agus Mustofa 
mengenai rekaman aura orang-orang 
yang sedang bermeditasi 
tampak adanya perubahan warna 
yang sangat jelas, mulai dari 
merah menjadi kuning, 
hijau, biru kemudian ungu 
dan pada puncak meditasi warna auranya 
menjadi cahaya putih 
seperti cahaya lampu neon. 
Bila kita perhatikan ternyata ada persamaan cara 
untuk mencapai pencerahan, untuk mencapai Cahaya Ilahi dan hanya ada satu cara, 
hanya ada satu jalan, 
baik bagi yang beragama Islam 
maupun bagi yang bukan Islam, 
yaitu melalui kontemplasi, 
melaluidzikrullah atau meditasi. 

Dengan adanya data-data ilmiah, 
jelas bahwa dengan berdzikrullah atau bermeditasi apapun agamanya 
ternyata hasil akhir dari aktifitas otak 
serta efek-efek yang terjadi pada tubuh fisik 
dan non fisik serta perkembangan spiritualnya sama … 

Kata Rumi : 
Apapun agamanya, 
hasil akhir dari keimanan akan tetap sama. 

Jadi untuk apa kita bertengkar 
tentang masalah agama. 
Semua umat sama dimata Allah, 
kecuali kadar keimanan dan ketaqwaannya 
yang berbeda. 
Orang yang paling mulia di sisi Allah 
adalah dia yang paling takwa diantara kalian 
( AL HUJURAT 49 : 13 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar