Misi Hidup
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'
– Q.S. Al-Baqarah [2]: 30
ADA saat-saat dalam kehidupan setiap kita, manusia,
ketika Allah meletakkan kita dalam sebuah suasana
yang membuat kita merenung:
kenapa hidup ini
hanya terasa sebagai
sebuah rutinitas?
Bukan saja sebuah rutinitas, namun bahkan terasa mekanistik,
semu, dan
membosankan.
Pekerjaan terasa dangkal, rutin, dan mekanistik. Interaksi jadi cuma
kewajiban sosial.
Hobi dan kegemaran
tidak lagi terasa dalam. Bahkan, ketika kita kembali ke pengajian
untuk mencari kesegaran, agama dan khutbah
tidak lagi terasa damai dan meneduhkan.
Dalam suasana hidup
yang kering,
mungkin pertanyaan
akan mulai menyeruak:
apa hidup ini sebenarnya? Kenapa saya begini,
ada di sini.
Untuk apa?
Mengapa saya belum juga meraih kebahagiaan
yang hakiki,
yang sempurna?
Di sini,
kita membutuhkan pemahaman
mengenai makna hidup:
apa “hidup” itu sebenarnya.
Namun,
di sini dalil-dalil doktrin sudah tidak lagi menyegarkan.
Kita membutuhkan pemahaman tentang makna hidup yang hakiki,
jujur,
benar, dan
terasa hidup dalam hati.
Kita membutuhkan
sebuah pemahaman yang haqq.
Untuk apa hidup
Kita membutuhkan pemahaman tentang makna hidup yang hakiki.
Apa hidup ini sebenarnya? Kenapa saya begini,
ada di sini.
Untuk apa?
Mengapa saya belum juga meraih kebahagiaan
yang hakiki,
yang sempurna?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar