Aliran Leleusan/Tantungan leleus-
Embah Khair
Embah Khair pencipta aliran leleusan .
> Gerakan lemas kaki dengan menggantungkan sebelah
> kaki
> dengan lemah secara bergantian.
> Dari gerakan lambat , kaki bergantian dipercepat
> gerakannya.
> Leleusan dikenal untuk merasakan tenaga lawan tanpa
> melihat lawan.
> Dengan badan berdiri diatas satu kaki yang lemas,
> suber serangan tenaga lawan dapat dirasakan.Aliran
> ini
> juga dikenal dengan timbangan.
> Suatu hari seorang Cina datang kedaerah Cianjur,
> untuk
> menantang Embah Khair karena didengarnya Embah Khair
> adalah jagoan "Tanah Jawa".
> Merendah dia menolak dan mengatakan didaerah itu
> tidak
> ada jagoan.
> Karena didesak terus akhirnya dia menerima
> tantangan.
>
> Berkali kali diserang Embah Khair mengelak. Semakin
> kesal , Cina tersebut semakin bertubi tubi. Akhirnya
> Embah Khair mengelak colokan Cina, dan jejarinya
> Cina
> menancap dipohon Pinang. Seketikajejarinya dikunci
> dan
> badannya diikiat oleh selendangnya/kerembang Embah
> Khair kepohon pinang hinga tidak bisa bergerak.
>
> Cina berteriak minta dilepas dan dibiarkan oleh
> Embah
> Khair. Berjam jam dia meronta ronta hingga akhirnya
> lemas kehabisan tenaga.Akhirnya Cina menyerah kalah,
> dan mulai belajar pada Embah Khair.
>
> Cina bersumpah " 7 keturunannya saya tidak akan
> menyerang orang Indonesia"Sejak saat itu daerah
> tersebut dinamakan daerah Cimande.
>
> Dari Embah Khair Uwa Nampon belajar Jurus Gebreg dan
> Leleusan.
> Istri Embah Khair bernama Uyut Ursi memiliki
> kepandaian penca silat yang sama dengan Embah Khair.
>
> Salah satu keahlian Embah Khair dalam menggali Penca
> Silat adalah mempelajari gerakan binatang buas
> termasuk Macan Monyet, sehingga menciptakan aliran
> Pamacan dan Pamonyet. Embah Khair mengamati
> bagaimana
> binatang binatang berkelahi saling membunuh mati
> kehabisan nafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar