Sabtu, 24 Mei 2014

PENYESALANKU

Nama        :    FARIDA YUSTIASARI
Kelas         :    SMA ISLAM SERENA
dalam tugas Pelajaran Bahasa Indonesia
dengan            C E R P E N



     Malam yang sunyi,angin dingin yang menusuk rongga tubuhku disaat aku sedang dalam kesendirian,menatap langit malam yang pekat tanpa bintang dan rembulan.
     Dikala gundah gulana datang menggeluti dada ini,ingin rasanya aku sembunyi didalam ketidak berdayaan,membisu seperti batu.
     Tapi entah mengapa hati ini rasanya ingin selalu memberontak,hingga gemuruh napasku tak lagi mampu menahan gejolak yang sedang merana,aku gelisah.
     Alangkah indahnya malam minggu disaat berdampingan dengan sang pujaan hati,duduk berduaan sambil menggenggam erat jemari,menatap rembulan,bintang yang bersinar di langit dan bercerita tentang angan yang membumbung tinggi,sambil bercanda gurau penuh kegembiraan.
     " Haaahhhh..............."
     Desahan napas itu tetap saja tak membuat hatiku merasa tenang,rasa bersalah dan menyesal sampai detik ini masih menghantui hidupku.
     Ketika kesalahpahaman membuatku memutuskan untuk meninggalkannya,itu menjadi hal terbodoh yang pernah kulakukan.
     Cintaku memang tulus tapi tak setulus cintanya,hanya karena hatiku yang sakit,aku tidak mau mendengar penjelasannya,andai aku bisa mengulang waktu,semua ini tak akan pernah terjadi.
     Tetes demi tetes air mata itu terus mengalir membasahi wajah,sulit untuk aku bernafas,bahkan terasa amat sesak,ingin sekali aku marah dan berteriak,tapi tak satu katapun dapat aku ucapkan.
     Aku menutup mulutku rapat rapat dengan tangan halus ini,agar suaraku tak terdengar sedikitpun,dunia ini seakan hancur saat aku melihat seseorang yang sangat aku sayang sedang bermesraan dikelas,terlalu sakit untukku jika harus mengganggunya,aku hanya terus menangis dan perlahan melangkah mundur,tapi bodohnya aku,tak menyadari jika dibelakangku ada pintu.
     Bruuuukkkk!
     Tak hanya aku yang kaget,mereka juga,aku melihapresinya yang amat kaget,saat dia melihatku yang ada didepan pintu.Wajahnya berubah menjadi pucat,dia melihatku menangis,dia berlari menghampiriku.
     " Cha,ini nggak seperti yang kamu lihat." Ucapnya lirih.
     Dia ingin memegang pundakku,tapi aku segera mundur,aku terus menangis,aku menatapnya dengan kebencian.
     "  Cha kamu harus dngerin aku!" Dia suaranya terdengar parau.tapi.......
     Paaaakkkkkk........Tamparan mendarat di wajahnya, " Aku dengar tahu!
     Apa yang harus aku lakukan, " Kamu jahat!kamu sudah mainkan aku!kalau kamu sudah bosen bilang,aku bisa putusin kamu baik baik,tapi enggak dengan cara ini,mulai sekarang kita putus!".
     Aku merangkai kata kataku,suaraku amat bergetar dan itu mmbuatnya menangis,tapi aku tak mau termakan tangisannya,aku berniat meninggalkannya,tapi dengan cepat ia meraih tanganku.
      Percuma,aku pun dengan cepat melepaskan tanganku dari genggamannya.
     " Jangan pernah sentuh lagi aku! " Dengan sinis aku berucap.
     " Cha,kita harus bicara baik baik,kamu gak boleh putusin ini sendiri,apa yang kamu lihat itu nggak bener Cha!"
     " Nggak ada yang perlu dibicarakan,cukup kali ini aja,aku kecewa sama kamu,aku senang pernah menyayangi kamu,tapi maaf aku nggak bisa lanjutkan kisah ini." itulah kata kata terakhirku,sebelum aku pergi meninggalkannya.
     Aku mendengar ia menangis lebih keras,tapi itu semuakesalahannya,bukan kesalahanku.
     Tak terasa dua minggu kejadian itu berlalu,aku dan dia memang satu sekolah,tspi berbeda jurusan,walapun begitu dulu kami selalu sempatkan untuk bertemu,tapi sekarang bertemunyapun jarang,karena aku sengaja menghindarinya.
     Suatu ketika,ada seseorang yang menghampiriku di ponpes,pemuda yang sangat baik dan selalu membuatku tersenyum.
     Kebencianku pada Alvin bukan berarti ikut membenci Hendra,sahabat baik Alvin.
     Aku menyambutnya dengan tangan terbuka,kami duduk bersebelahan di depan ponpes,entah karena ada angin apa dia menghampiriku.
     " Kenapa Hen,tumben?" Tanyaku ramah.
     " Nggak,gemana kabar kamu?" Tanyanya.
     " Baik   " jawabku bersahabat.
     " Iya kabar kamu baik,tapi apa kamu tahu gemana kabar Alvin?" Ucapnya pelan sambil tersenyum kecut.
     " Sudah akh jangan sebut lagi nama dia."
     " Kamu masih benci dia?Kalau kamu tahu ceritanya,pasti kamu gak bakal percaya." Ucapnya santai.
     "  Maksudnya ?".
     " Kalau aku bilang,apa yang kamu lihat waktu itu nggak benar,kamu percaya gak?".
     Aku hanya tersenyum dan menggeleng pelan," Aku tahu wanita mana yang nggak sakit di gadekan."
     " Tapi kalau aku bilang itu cuma jebakan kamu percaya gak?"wajahnya berubah serius,dan aku tersenyum.
     " Alvin gak selingkuh Cha,dia dijebak waktu itu,kita mau kekantin bareng waktu itu,tapi Mela tiba tiba datang,katanya mau tanya sesuatu sama kita,tapikarena aku kebelet pipis,aku tinggalkan mereka,Mela cuma kelilipan dan Alvin cuma bantu meniup matanya Mela,Dia gak pernah khianatin kamu,dia di jebak oleh Mela,karena dia gak suka sama hubungan kawan,mangkanya dia ngelakuin segala hal buat ngehancurin hubungan kalian."
      " Waktu itu,maafkan aku terlambat,karena saat aku datang,kalaian sepertinya sudah bertengkar hebat,sungguh itu cuma jebakan Cha,Mela sendiri yang bilang," Jelas Hendra meyakinkanku.
      Seakan ada petir yang menyambar tubuhku,saat Hendra bicara sepenuhnya,tiba tiba saja aku seakan terbangun dari mimpi burukku,mataku terbuka dan melihat kebenaran .
      Aku menangis,bahkan suaraku terdengar amat getir,emosi yang membara membuatku lupa semua hal.bodohnya aku tidak mempercayai Alvin,bodohnya aku tidak mau mndengar Alvin dengan penjelasannya.
      " Sekarang Alvin dimana ?, tanya aku ke Hendra.
     "  Dia pindah sekolah,dia gakmau ganggu kamu lagi katanya."
     " Kenapa dia gak bilang ke aku Hen?".
     " Kamu gak punya waktu,kamu terlalu banyak di selimuti kebencian,Dia masih mencintai kamu cha,kjalau kamu masih cinta juga sama dia temui dia setelah lulus nanti di universitas Gunadharma,dia akan kuliah di sana,dia menunggumu." Ucap Hendra.
     "Kenapa harus menunggu?" tanyaku dalam hati.
     Aku janji akan menunggunya
     aku janji tidak akan menyakitinya,aku tidak akan pernah membuatnya menangis,aku akan menungguhnya kembali.
     Seseorang berkata : " Jika ada keinginan,pasti ada jalan,dan jika ada keyakinan,semua itu pasti akan tercapai meskipun hanya satu porsen keyakinan."
     Aku ingin kau tahu perasaanku
     melewati semua tanpamu disini
     kadang aku menyesal
     aku merasa hampa,

    membiarkanmu pergi meninggalkanku sendiri
    ingin rasanya aku dengar suaramu
    hanya untuk sekedar
    meredakan rinduku.

   I'LL BE WAITING FOR YOU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar