Jumat, 23 Mei 2014

TAK SEMPAT TERSAMPAIKAN

Nama          :     EKA DWIYANTI PUTRI
Kelas          :     XA SMA ISLAM SERENA
dalam tugas :     Pelajaran Bahasa Indonesia
dengan karya     CERPEN



     Gerimis mempercepat langkah Alex,ia terpaksa menerobos tirai air meskipun membuatnya basah,karena cuaca tidak menunjukan tanda tanda akan segera menjadi cerah,padahal gerbang sekolah selalu ditutup tepat pada waktunya,tak peduli dalam situasi apapun.
     Alex tiba disekolah sepuluh menit terlambat dari waktu yang ditentukan,dan seperti yang dikhawatirkannya pintu gerbang sekolah sudah ditutup. Beberapa saat matanya mencari cari si penjaga sekolah dan berharap diberi kesempatan untuk memberi penjelasan akan keterlambatannya. Namun sia sia,tak seorangpun yang tampak,bahkan ditempat pos penjaga sekolahpun kosong,dengan kecewa Alex berbalik dan berlari ke salah satu warnas yang agak jauh dari sekolah,ia tak sering ketempat itu,bahkan tak terlalu suka,tapi apa boleh buat,saat ini hanya tempat itulah yang layak didatangi,jika ia tidak mau basah kuyup.
     Alex menghentikan langkahnya di depan pintu warnas,digeleng gelengkan kepala dan di kibaskan rambutnya yang basah lembab,sebelum melangkah masuk,mulanya tak terlihat,seolah tak ada orang siapapun di dalam warnas tersebut,namun ketika ia berpaling,ia melihat ada seorang siswi yang duduk disudut warnas dan yang paling mengejutkan ia adalah Rani siswi 92.
     Keraguan masih begitu kuat mencengkram perasaan Alex,saat Rani menoleh,menatap dan mengembangkan senyum manis di bibirnya,Alex menahan nafas sejenak,baru lah balasan senyuman dan sapaannya ke Rani,nyaris di sadarinya,kakinya bergerak mendekati Rani.
     " Telat juga Lex? apa kamu sengaja bolos ? " Sambut Rani yang akrab ketika mencairkan kecanggungan di hati Alex.Perasaan lega kini terasa oleh Alex,dan ia duduk dekat Rani.
    " Bagaimana kalau kita ke taman kota aja Lex yu.....", Rani langsung mengajak Alex.
    Dalam hati Alex mengeluh, " Mati aku.......",dan nampak muka Alex kelihatan seperti bimbang,tapi Alex dengan cepat mengambil keputusan dengan berkata apa adanya.
     " Terserah kamu Ran,tapi aku tidak bawa uang lebih." Alex berkata polos.
     Rani tersenyum lalu berkata," Gak masalah,aku ada kok.".
     Keduanya nya melangkah bergegas,sambil sesekali menengok kesekitar sekolah,seolah sedang dikejar sesuatu,dan tanpa sadar tangan kedua nya saling menggenggam.
     Rani melambaikan tangannya mencegat mobil angkot yang muncul datang ke arah taman kota.Hampir bersamaan Rani dan Alex menarik nafas lega di dalam angkot tersebut,
     Rani dan Alex saling menatap mata,keduanya tersenyum bahagia,dan Rani kembali menarik nafas,seolah sedang menguatkan tekadnya,lalu," Kita sudah berapa kali bertemu Lex,tapi kamu tak pernah menegur aku,tadi juga kalau bukan aku yang duluan menegur tentunya.........." Ucapan rani terhenti.
     Alex terperangah,ia merasa harus mengemukakan alasan agar bisa berada dalam kepastian sikap,Alex menarik nafas panjang agar sikapnya kembali tenang,lalu " Aku gak merasa sombong,cuma........".
     Rani memotong ucapan Alex," Aku tahu Lek.....!"sambil di hiasi senyuman serta lirikan matanya. dan mereka beruntung saat tiba di taman kota langit sudah cerah,dan mereka duduk di salah satu bangku taman.
    " Lex kamu tahu nggak,kalau aku sering membayangkan seseorang membayangkan berjalan jalan dengan seseorang itu kemanapun akan selalu bersama,ia sangat berarti bagiku Lex,ia akan menjadi cinta pertamaku,disini impianku,dimana aku dan ia menyatakan cinta."Rani bicara mendayu bagai terbawa angin.
     Alek menundukan kepalanya dan tetap menangkap ucapan Rani,dan seribua pertanmyaan terucap di hatinya.
     " Impian yang tak pernah jadi kenyataan ".Rani berkata dengan lirih.
     Alex bangkit dan mendekati Rani,lalu " Ngomong apaan sih Ran ?.
     Rani berpaling,lalu matanya menatap Alex dalam,senyumannya tetap terhias,namun matanya kelihatan agak lebam seolah mau nangis,tangannya meraih tangan Alex dan menggenggamnya.
     " Maafkan aku Lex,aku harus berterus terang,selagi ada kesempatan dan kamu Lex.adalah orang pertama yang membuatku tertarik." Rani berhenti berucap sambil melepaskan genggaman tangannya di tangan Alex.
     Alex beberapa saat tertegun,lalu kesadarannya kembali dan "Rani.......ada apa dengan kamu Ran?"
     Alex kelihatan khawatir,dan Rani menjawab pertanyaan Alex dengan mengelengkan kepala,lalu mngibaskan tangan Alex,melangkah cepat meninggalkan Alex sendirian.
     Namun tiada berapa lama Rani kembali sambil tersenyum dan terucap kata kata seperti nya Rani kembali tenang," Lex kamu gak kenapa napa kan?"
     "Nggak apa apa Ran,maafkan aku Ran ya Ran." Alex membalas sambil menatapnya.
     "Aku juga minta maaf Lex,aku bersikap konyol mungkin pada kamu,kita balik aja yuk Lex!"Rani berkata sambil melangkah.
     Alex kembali mengucapkan kata katanya," Rani.....aku mau bilang........".
     Namun Rani yang sudang berbalik membelakangi Alex dengan cepat berbalik sambil menutupkan telunjuknya ke mulut Alex dan berucap," Jangan katakan apa apa Lex."mata Rani menatap tajam ke Alex lalu Rani kembali berucap,"Lex kirimi aku bunga mawar putih,kalau kamu menyayangi aku apa adanya atau...lupakan aku,dan selagi sempat aku ingin meminta maaf kepadamu Lex,aku mungkin telah berbuat salah kepadamu,mungkin ini adalah pertemuan terakhir dengan kamu." Rani berucap semakin lirih.
     Rani kali ini menarik tangan Alex untuk pergi dari taman kota itu,dan di sepanjang perjalan pulan Rani dan Alex hanya terdiam saja,seolah tidak ada kata kata yang bisa di ucapkan lagi,namun tangan mereka masih saling genggam,seperti tak ingin terlepas serta seakan mereka takut saling kehilangan kesempatan untuk bisa bersama sama lagi.
     Malam telah tiba,Alex di rundung keresahan yang tak pernah dirasakannya selama ini,tiba tiba terdengar suara bisikan Rani yang sangat lembut di telinganya," Alex aku sayang kamu,aku takut kehilangan kamu,jangan pernah lupakan aku ya Alex!"
     Berjuta perasaan dalam hati Alex ada terasa saat mendengar bisikan Rani,kadang kebahagiaan dan harapan indah membuat senyumnya mengembang dan sinar mata bersinar sinar,kadang keraguan dan kecemasan menyesakan dada.
     Alex baru merasa tenang  setelah fajar datang,dan kepastian telah digenggamnya dan jiwanya berucap," Rani aku akan krimi kamu bungan Mawar Putih mu."
     Alex terbangun dari tidur lelapnya,karena nada dering handphone nya berbunyi,dan dalam keadaan masih ngantuk Alex menjawabnya.
     " Alex...cepat ke sekolah,kumpul , kamu mau ikut nggak ?,teriak Latifah teman sekelasnya.
     "Kemana neh......",Alex bertanya pelan.
     " Nganter ke makam Lex.!" Latifah menjawab pelan juga.
     " Innalillahi......siapa yang meninggal fah ?" Alex kaget.
     " Rani Lex,ia kecelakaan kemarin pagi,lagian kemarin kamu gak masuk sih Lex,jadi tidak tahu tuh,kita kemarin pada kerumah sakit Lex." Latifah menjelaskan.
     Suara Latifah di handphone tak terdengar lagi,dan suara aneh yang berdengung kini menggema di telingan Alex,dan suara dengung tersebut membuatnya jadi terasa berputar cepat,hampa dan lunglai kini merasuki seluruh jiwa dan raga Alex,dan bisikan itu kembali terdengar," Maafkan aku ya Lex,aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu dan mmbuat kamu sedih ,aku minta maaf Alex!".
     Seketika Alex tersadar bahwa kemarin itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Rani orang yang ia cintai,dan kemarin itupun hanyalah arwahnya Rani yang bersamanya seharian di taman kota.
     Itu adalah salam perpisahan Rani kepada Alex orang yang paling di cintainya.



                                                            S E K I A N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar